Vrydag 28 Junie 2013

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. TRIKO BINA NUSANTARA DESA DONGKALA KECAMATAN PASAR WAJO Oleh : Musniati



HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. TRIKO BINA NUSANTARA DESA
 DONGKALA KECAMATAN PASAR WAJO
Oleh : Musniati
 

Abstract : The formulated research problem "Is there any relationship between working environmental conditions with employee performance in PT. Triko Bina Nusantara Dongkala Village Pasarwajo District?”. The purpose of this study was to determine the relationship of working environmental conditions on employee performance in PT. Triko Bina Nusantara. The study consisted of two variables: independent variables (X) working environmental conditions and dependent variable (Y) employee performance. The populations of this study were all employees at PT. Triko Bina Nusantara Dongkala Village Pasarwajo District, amounting to 45 people and a sample of this research numbered 45 people. Data collection methods used in this study is regression and correlation approach using questionnaires. Analytical techniques used in this study were: (1) data normality test used to determine if there is data from the population under study are normally distributed or not and to determine the linearity of the two variables, (2) hypothesis test by using validity and reliability using product moment test that used to determine the relationship between variables working environmental conditions with employee performance.
These results indicated that there is a positive relationship between working environmental conditions with employee performance in PT. Triko Bina Nusantara Dongkala Village Pasarwajo District. It can be seen from the correlation coefficient (rxy) obtained is 0.43, while the value of the determination coefficient (r2) is 19%. This value indicates that 19% of employee performance is determined by working environmental conditions and the remainder is influenced by variables that are not observed.

PENDAHULUAN
Kondisi lingkungan kerja merupakan suatu kondisi atau keadaan dimana didalamnya karyawan melakukan suatu aktivitas. Dalam hal ini lingkungan kerja berhubungan dengan fenomena sarana fisik, dimana karyawan dapat memanfaatkan setiap sarana yang ada secara optimal. Kondisi lingkungan kerja akan menjadi hambatan terhadap pekerjaan apabila semua sarana yang diperlukan tidak dapat terfungsikan sebagaimana mestinya. Sebaliknya kondisi lingkungan fisik menjadi penunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan apabila dapat berfungsi dengan baik.
Dalam rangka mewujudkan tenaga kerja yang mampu bekerja secara produktif juga dibutuhkan cara-cara tertentu untuk memberikan stimulus kepada karyawan sehingga mereka termotivasi untuk meningkatkan kinerja yang dihasilkan, melalui penciptaan suasana lingkungan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan karyawan.
Nitisemito (1996:109) mengemukakan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Kondisi tersebut berupa material dan psikologis. Dalam hal ini, lingkungan kerja berhubungan erat dengan lingkungan fisik dimana karyawan dapat memanfaatkan berbagai sarana yang ada secara optimal. Kondisi lingkungan kerja diperusahaan dapat menjadi penghambat bagi karyawan dalam melakukan pekerjaan bila kondisinya tidak dapat memberikan suasana yang kondusif. Sebaliknya lingkungan menjadi penunjang bagi kelancaran pekerjaan karyawan apabila dapat berfungsi dengan baik, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Seorang karyawan mampu bekerja dan memperlihatkan kinerja yang baik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya bila didukung oleh lingkungan kerja yang baik. Upaya untuk mencapai kinerja tersebut banyak faktor yang dapat mempengaruhinya baik yang bersumber dari pegawai itu sendiri maupun dari lingkungan kerjanya. Indikator pengukuran kinerja pegawai dalam penelitian ini meliputi: kuantitas kerja dan kualitas kerja (Edwin B. Flippo, 1990).
PT. Triko Bina Nusantara adalah salah satu perusahaan di kecamatan Pasar Wajo Kabupaten Buton yang bergerak di bidang usaha produksi dan pemasaran ikan.Fenomena empiris menunjukan PT. Triko Bina Nusantara sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan dan pemasaran ikan dituntut untuk menghasilkan laba optimal. Untuk mencapai tujuan laba salah satu syarat esensial yang harus dipenuhi adalah adanya perhatian serius terhadap lingkungan kerja diseluruh jajaran karyawan perusahaan.
Rumusan masalah dalam penelitin ini adalah apakah ada hubungan antara kondisi lingkungan kerja dengan kinerja karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara di Desa Dongkala Kecamatan Pasar Wajo?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan kerja dengan kinerja karyawan  pada PT. Triko Bina Nusantara di Desa Dongkala Kecamatan Pasar Wajo.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi pembuat keputusan dalam rangka mengambil kebijakan untuk memperbaiki lingkungan kerja dan kinerja karyawan PT. Triko Bina Nusantara serta dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan dan sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang bermaksud meneliti masalah kondisi lingkungan kerja.

TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pengertian sehari-hari kondisi lingkungan kerja adalah situasi atau tempat dimana seseorang bekerja. Kerps (1990 : 193) mengatakan bahwa kondisi lingkungan kerja adalah suasana yang terjadi dalam bekerja.
Kondisi lingkungan kerja harus diciptakan sedemikian rupa sehingga pekerja merasa nyaman dalam melaksanakan pekerjaanya. Kondisi lingkungan kerja yang kondusif akan mendorong pekerja untuk lebih berprestasi sesuai dengan minat dan kemampuannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Mill dalam Timpe (1993 : 3) bahwa kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan menjadi kunci pendorong bagi para pegawai untuk menghasilkan kinerja yang maksimal.
Selanjutnya Marwan Asri (2006 : 73) mengatakan bahwa kondisi lingkungan kerja adalah suatu kondisi dimana didalamnya para pegawai melaksanakan suatu aktivitas. Kondisi tersebut bisa berupa kondisi material maupun kondisi psikologis. Sukanto dan Indriyo (2000: 151) mengemukakan bahwa kondisi lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dalam bekerja meliputi pengaturan penerangan, pengontrolan suara gaduh, pengaturan kebersihan tempat kerja dan pengaturan keamanan tempat kerja.
Menurut Nitisemito (1992 : 25),  mengatakan kondisi lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan.
a.       Faktor-faktor Lingkungan Kerja
Kondisi lingkungan kerja di dalam suatu perusahaan penting untuk diperhatikan oleh manajemen perusahaan yang akan mendirikan perusahaan tersebut. Sarwoto (1991 : 131) mengemukakan bahwa faktor lingkungan dimana pekerjaan dilaksanakan dapat meliputi:
1.      Suasana kerja (Non Physical working environment), suasana kerja yang baik akan dihasilkan terutama dalam organisasi yang tersusun dengan baik. Lingkungan tempat kerja (physical working environment), lingkungan tempat bekerja yang dapat mempengaruhi efektivitas pelaksanaan tugas adalah:
a.       Tata ruang yang tepat.
b.      Cahaya dalam ruangan yang cukup bagus.
c.       Suhu dan kelembaban udara yang menyenangkan.
d.      Suara yang tidak mengganggu konsentrasi kerja dan lain-lain.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi efektifitas pelaksanaan kegiatan adalah perlengkapan dan fasilitas yang harus tersedia, seperti fasilitas meja, telepon, buku dan bahan referensi serta fasilitas penunjang lahirnya yang dapat dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan.
Menurut Sarwoto (1991 : 131) Faktor lingkungan dimana pekerjaan dilaksanakan dapat meliputi segi-segi :
            Lingkungan tempat kerja yang dapat mempengaruhi efektifitas pelaksanaan tugas adalah :
-          Tata ruang yang baik
-          Cahaya dalam ruangan yang cukup bagus.
-          Suhu dan kelembaban udara yang menyenangkan.
-          Suara yang tidak mengganggu konsentrasi kerja dan lain-lain.
b.      Dimensi dan indikator lingkungan kerja
Robins (2001: 150) mengemukakan bahwa kondisi lingkungan kerja dapat diamati melalui empat dimensi, yaitu:
1.      Sirkulasi udara
Unsur ini merupakan faktor yang mempunyai dampak terhadap kepuasan kerja. Bila sirkulasi udara baik misalnya memiliki fentilasi yang memadai karyawan akan  lebih mudah menunaikan tugasnya. Bila tidak memiliki sirkulasi udara yang baik maka karyawan sulit untuk menunaikan tugasnya.
2.      Kebisingan
Kebisingan didalam lingkungan kerja dapat menyebabkan gangguan terhadap konsentrasi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaanya. Dapat dibayangkan bila anda bekerja pada tempat yang sangat ribut apalagi pekerjaan itu membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi. Dengan adanya lingkungan kerja yang tenang karyawan akan merasa nyaman sehingga kinerja karyawan akan meningkat.  
3.      Penerangan
Di dalam suatu perusahaan hendaknya karyawan yang bekerja mendapat tempat yang cukup memadai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Misalnya penerangan didalam ruang kerja. Penerangan yang tidak memadai akan mempengaruhi kinerja karyawan dalam melakukan aktivitasnya.
4.      Tata ruang
Tata ruang merupakan penentuan kebutuhan-kebutuhan dalam penggunaan ruangan, juga merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatann ruangan. Dalam suatu perusahaan hendaknya karyawan yang bekerja mendapat tempat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas. Padatnya ruang gerak atau penataan ruangan yang sempit dapat mengurangi kinerja karyawan dalam melakukan aktivitasnya..  
Kinerja dapat diartikan sebagai kemampuan kerja atau hasil kerja. Winardi (1996 : 82) mengemukakan bahwa kinerja adalah kemampuan kerja seorang karyawan dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya secara berhasil dan berdaya guna.
Mitrani (2002 : 109) mengemukakan bahwa kinerja adalah seperangkat proses untuk menciptakan pemahaman bersama mengenai apa yang harus dicapai dan bagaimana mencapainya. Selanjutnya Darma (2005: 1) mengemukakan bahwa kinerja atau prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau prodak jasa-jasa yang diberikan atau yang dihasilkan oleh seseorang atau sekelompok orang.
3.  Indikator Penilaian Kinerja Karyawan
 Hasil kerja dari seseorang atau sekelompok orang mempunyai perbedaan, sehingga dibutuhkan penilaian atas prestasi kerja tersebut. Setiap karyawan diharapkan dapat selalu berprestasi dengan baik dalam pekerjaanya. Dalam hal ini tentunya tugas-tugas yang  dibebankan kepadanya dapat terselesaikan dengan baik dalam arti disertai kecakapan, disiplin serta tanggung jawab yang tinngi. Apabila keadaan ini tercipta akan berhubungan sekali dengan hasilnya, baik dalam kuantitas maupun kualitasnya.
 Husnan dan Ranupandjojo (2000: 30) mengemukakan bahwa penilaian kinerja adalah untuk menetukan apakah suatu pekerjaan bisa dikerjakan atau diselesaikan dengan baik, maka deskripsi jabatan akan sangat membantu dalam penentuan sasaran pekerjannya.
 Manullang (2001: 118) mengemukakan bahwa  memberi pembatasan penilaian karyawan adalah penilaian yang sistematis terhadap seorang karyawan oleh atasanya atau beberapa orang ahli lainnya yang paham akan pelaksanan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut.
 Berikut ini dapat dijelaskan mengenai indikator-indikator dalam penilaian kinerja karyawan
a.       Kualitas kerja
Yaitu mutu kerja yang terdiri dari ketetapan, keterampilan, dan kerapian (Edwin Flippo, 1990 : 250). Indikator ini dapat diukur dengan 2 item indikator yaitu:
1.      Ketetapan mutu kerja
2.      Ketetapan waktu menghasilkan pekerjaan
b.      Kuantitas kerja
Yaitu mutu yang harus diselesaikan atau dicapai (Darma, 2000) Indikator ini dapat diukur dengan 2 ( tiga ) item indikator yaitu :
1.      Pencapaian volume yang diharapkan
2.      Pencapaian volume karja sesuai dengan waktu yang ditentukan.

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan di PT. TRIKO BINA NUSANTARA yang beralamat di Desa Dongkala, Kecamatan Pasar Wajo, Kabupaten Buton dari tanggal 12 Maret sampai dengan 30 Maret tahun 2012.

Variabel dan Desain Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu kondisi kondisi lingkungan kerja sebagai variabel bebas (X) dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (Y).

Populasi dan Teknik Penarikan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002 : 57). Jadi populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara berjumlah 62 orang.
Teknik penarikan sampling adalah judgment sampling yaitu penarikan sampling berdasarkan tujuan. Salah satu teknik penarikan sampling adalah dengan judgment sampling, di mana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Mudrajad Kuncoro, 2003).


Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket (kuisioner).
Angket kondisi lingkungan kerja dan kinerja karyawan disusun dengan tingkat pengukuran skala likert, dengan alternatif jawaban adalah Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, Tidak setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Untuk pernyataan alternatif jawaban Sangat Setuju diberi skor 5, alternatif jawaban Setuju diberi skor 4, alternatif jawaban Kurang Setuju diberi skor 3, alternatif jawaban Tidak Setuju diberi skor 2, alternatif jawaban Sangat Tidak setuju diberi skor 1.

Teknik Analisis Data
1.      Uji Validitas
Validitas merupakan kesahihan suatu instrumen pengukur dalam mengukur apa yang hendak diukur. Validitas instrumen yang akan diukur  adalah validitas empiris berdasarkan data hasil uji coba. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas tiap butir soal adalah rumus koefisien korelasi product moment sebagai berikut:
   (Djaali dan Muljono, 2004: 71).
Keterangan:
r      = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X     = Skor item
Y     = Skor Total
N     = Jumlah responden
Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:
a.       Jika r ≥ rtabel dengan α = 0,05 maka item tersebut valid
b.      Jika r < rtabel dengan α= 0,05 maka item tersebut tidak valid
2.      Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
               (Djaali dan Muljono, 2004: 78).
      Keterangan:
  = koefisien reliabilitas
= varians skor butir yang valid
= varians skor total
k             = Banyaknya butir yang valid
Untuk derajat reliabilitasnya adalah sebagai berikut.
 ≤ 0,20            = reliabilitasnya sangat rendah
0,20 <  ≤ 0,40 = reliabilitasnya rendah
0,40 <  ≤ 0,60 = reliabilitasnya sedang/cukup
0,60 <  ≤ 0,90 = reliabilitasnya tinggi
0,90 <  ≤ 1,00 = reliabilitasnya sangat tinggi
3.                       Uji normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dengan menggunakan uji chi kuadrat dengan rumus:
                            (Nurgiantoro,dkk, 2004:111)
Keterangan :
X  = chi-kuadrat
fo  = frekuensi observasi
fe  = frekuensi harapan
4.      Uji Korelasi
Selanjutnya untuk melihat ada atau tidaknya hubungan positif antara variabel kondisi lingkungan kerja dengan kinerja karyawan dilakukan uji korelasi product moment dengan rumus:
Keterangan :
    =  koefisien korelasi
   =  jumlah skor variabel X
    =  jumlah skor variabel Y
  =  jumlah hasil kali skor X dan Skor Y
   =  jumlah skor variabel X yang dikuadratkan
   =  jumlah skor variabel Y yang dikuadratkan
   =  jumlah sampel
Untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara variabel kondisi lingkungan kerja dan variabel kinerja karyawan, maka dilakukan uji-t dengan rumus:
Keterangan :
    = Keberartian koefisien regresi
            = koefisien korelasi
             = jumlah sampel
             = bilangan konstanta
Kriteria pengujiannya adalah :
Jika  pada taraf signifikan α = 0,05, maka ada hubungan antara variabel kondisi lingkungan kerja dengan variabel kinerja karyawan
Jika  pada taraf signifikan α = 0,05, maka tidak ada hubungan antara variabel kondisi lngkungan kerja dengan variabel kinerja karyawan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum PT. Triko Bina Nusantara
PT. Triko Bina Nusantara adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang proses pengolahan ikan dengan status perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pertama kali melakukan survey di Kabupaten Buton untuk mendirikan perusahaan pada tanggal 5 Mei 1997 dan mulai aktif beroperasi tanggal 1 Oktober 1998, PT. Triko Bina Nusantara merupakan anak cabang PT. Trinaba Mina yang berpusat di Jakarta Selatan, tetapi pada pertengahan agustus 1999 PT. Triko Bina Nusantara telah mangalami perubahan manjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Investor sebagai pemilik saham dalam perusahaan berasal dari Korea Selatan.
PT. Triko Bina Nusantara proses produksinya ditekankan dalam mengelola ikan pelagis besar yaitu tuna dan cakalang sedangkan pelagis kecil yaitu ikan layang. Dalam perkembangan ternyata ikan muroaji kurang dominan dalam produksi rata-rata pertahun tidak sesuai dengan yang diharapkan, manak untuk pelagis kecil yang diutamakan jenis ikan layang.

Kondisi Lingkungan Kerja
Data variabel Kondisi Lingkungan Kerja diukur dengan menggunakan angket yang terdiri dari 10  pernyataan dengan menggunakan skala 1 sampai 5. Sehingga skor tertnggi setiap pernyataan adalah 5 dan skor terendah adalah 1. Data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 45 responden (karyawan) yang diteliti menunjukkan Skor Kondisi Lingkungan Kerja pada PT. Triko Bina Nusantara dapat dilihat pada tabel 10 berikut:
            Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Kondisi Lingkungan Kerja
No
Kelas Interval
Fi
Persentase (%)
1
15 - 18
2

2
19 - 22
4

3
23 - 26
8

4
27 - 30
11

5
31 - 34
9

6
35 - 39
8

   7
40 - 43
3
100
Berdasarkan hasil perhitungan data lingkungan kerja (X) diperoleh skor terendah sebesar 15 dan skor tertinggi sebesar 42 dengan rata-rata 29,35 dan standar deviasi 7,14 sedangkan dalam teoritiknya skor tertnggi adalah 40 dan terendah adalah 10.

Kinerja Karyawan
Data variabel kinerja karyawan diukur dengan menggunakan angket yang terdiri dari 6 pernyataan dengan menggunakan skala 1 sampai 5. Sehingga skor tertnggi setiap pernyataan adalah 5 dan skor terendah adalah  1. Data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 45 responden (karyawan) yang diteliti menunjukkan Skor kinerja karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara dapat dilihat pada tabel 10 berikut:
Tabel 4.2  Distribusi Frekuensi Kinerja Karyawan
No
Kelas Interval
Fi
Persentase (%)
1
 8- 10
6

2
11 – 13
8

3
14 – 16
8

4
17 – 19
10

5
20 – 22
7

6
23 – 25
6

Jumlah
45
100%
Berdasarkan hasil perhitungan data kinerja karyawan (Y) diperoleh skor terendah adalah 8 dan skor tertinggi 25 dengan rata-rata 16,48 dan standar deviasi sebesar 4,72 sedangkan dalam teoritiknya skor tertinggi adalah 18 dan terendah adalah 6.

Pengujian Hipotesis
Validitas dan Reliabitas
a.       Kondisi Lingkungan Kerja
Berdasarkan hasil analisis validitas dan reliabilitas pada lampiran 5 menggunakan  program komputer SPSS, diperoleh bahwa semua item  angket kondisi lingkungan kerja memiliki p-value atau Sig.(2-tailed) < 0,05 = α. Dengan demikian, semua item angket kondisi lingkungan kerja dinyatakan valid. Sedangkan reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha diperoleh rii = 0,839. Jadi, angket kondisi lingkungan kerja memiliki reliabilitas yang tinggi.
b.      Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil analisis validitas dan reliabilitas pada lampiran 5 menggunakan  program komputer SPSS, diperoleh bahwa semua item  angket kinerja pegawai memiliki p-value atau Sig.(2-tailed) < 0,05 = α. Dengan demikian, semua item angket kinerja pegawai dinyatakan valid. Sedangkan reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha diperoleh   rii = 0,839. Jadi, angket kinerja pegawai memiliki reliabilitas yang tinggi.

Uji Normalitas Data
Untuk menguji normalitas data Lingkungan Kerja dan Skor Kinerja Karyawan, digunakan uji Chi Kuadrat 2) yang perhitungannya pada lampiran 3a dan 3b. Dan hasilnya menunjukan bahwa nilai χ2hitung sebesar 4,68 < χ2tabel  sebesar 12, 592 dengan α = 0,05 atau  2hitung  < χ2tabel) sehingga data kondisi lingkungan kerja (X) dalam penelitian ini berdistribusi normal. Demikian juga perhitungan χ2hitung  5,16 < χ2tabel 11, 07 atau (χ2hitung  < χ2tabel). Dengan demikian data variabel kinerja karyawan (Y) juga berdistribusi normal.

Pengujian Hipotesis
Kekuatan hubungan antara kondisi lingkungan kerja (X) dengan kinerja karyawan (Y) ditunjukan oleh koefisien korelasi sebesar thitung  = 3,20. Uji signifikan koefisien korelasi dengan uji-t diperoleh thitung sebesar 3,20. lebih besar dari Ttabel 1,68 pada α = 0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara kondisi lingkungan kerja (X) dengan kinerja karyawan (Y) sebesar 3,20  sangat signifikan.
Koefisien korelasi  X dan Y sangat signifikan (thitung = 3,20. > tabel=1,68) pada α = 0,01 dengan dk n-2 yang berarti  terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kondisi lingkungann kerja dengan kinerja karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara dengan koefisien determinasi sebesar 19%.

PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam studi korelasional yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Korelasi antara variabel tersebut adalah hubungan antara Lingkungan Kerja (X) dengan Kinerja Karyawan (Y).
Kondisi lingkungan Kerja merupakan situasi atau tempat dimana didalamnya para pegawai melaksanakan suatu aktivitas. Lingkungan kerja harus diciptakan sedemikian rupa sehingga para pekerja merasa nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya. Lingkungan kerja yang kondusif akan mendorong para pekerja untuk lebih berprestasi sesuai dengan minat dan kemampuannya sehingga para pegawai dapat menghasilkan kinerja yang maksimal.
Kondisi lingkungan kerja ditentukan oleh orang-orang yang ada di dalam lingkungan pekerjaan, dan sistem ganjaran yang digunakan untuk memotivasi para pekerja.
Kinerja karyawan adalah kemampuan kerja atau prestasi kerja seorang karyawan dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya secara berhasil guna dan berdaya guna baik dalam kuntitas maupun kualitas. Setiap karyawan diharapkan dapat selalu berprestasi dengan baik dalam pekerjaannya. Dalam hal ini tentunya tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dapat terselesaikan dengan baik dalam arti disertai kecakapan, disiplin, serta tanggung jawab yang tinggi. Apabila keadaan ini tercipta akan berhubungan sekali dengan hasilnya, baik dalam kuntitas maupun kualitasnya. Disamping itu kesadaran berprestasi datangnya dari karyawan itu sendiri, dalam hal ini setiap pimpinan juga  harus berusaha meningkatkan kinerja bawahanya. Kinerja karyawan di PT. Triko Bina Nusantara sangat memuaskan, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas barang yang diproduksi. Karena telah menjadi prioritas utama karyawan menguasai tugas-tugas yang diberikan untuk dikerjakan sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Untuk mengetahui besarnya hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara dalam penelitian ini digunakan angket. Jawaban responden terhadap  angket yang diajukan memberi data tentang Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan.
Kemudian hasil analisis korelasi menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara kondisi lingkungan kerja dengan kinerja karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara (rxy = 0,43). Hubungan ini berarti bahwa jika terjadi peningkatan kondisi lingkungan kerja akan diikuti oleh kenaikan kinerja karyawan. Dari hasil analisis rxy sebesar 0,43 dengan koefisien determinasi 19%, ini berarti bahwa 19% variansi yang terjadi pada kinerja karyawan akan dijelaskan oleh tingkat kondisi lngkungan kerja.
Berdasarkan hasil analisis pengujian hipotesis seperti yang diuraikan diatas, menunjukan bahwa lingkungan kerja dengan kinerja karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara terdapat hubungan yang signifikan pada α = 0,01. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukan angka positif yaitu sebesar 0,43 yang tergolong memberikan kontribusi sebesar 19%. Hal ini berarti terdapat kecenderungan semakin baik Lingkungan Kerja maka akan semakin baik pula kinerja yang dimiliki  oleh karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara.
Sehingga salah satu variabel yang harus dipertimbangkan dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah kondisi lingkungan kerja. Dengan dengan demikian hipotesis penelitian (H1) diterima, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara Kondisi Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara. Dengan demikian, apabila suatu perusahan memiliki kondisi lingkungan kerja yang baik maka karyawan akan memperoleh kinerja yang baik.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mill dalam Timpe (1993 : 3) menyatakan lingkungan kerja yang menyenangkan atau kondisi lingkungan kerja yang baik menjadi kunci pendorong bagi para pegawai/karyawan untuk menghasilkan kinerja yang baik. Selanjutnya Asri (2006: 63) menyatakan bahwa Kondisi lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dalam menunaikan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan jika kondisi lingkungan kerjanya menarik maka pekerja dapat menghasilkan kinerja yang optimal. Nitisemito (1992: 25) mengatakan bahwa kondisi lingkungan kerja adalah segala sesuatu  yanig ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara variabel X (lingkungan kerja) dengan variabel Y (kinerja karyawan) pada PT. Triko Bina Nusantara. Artinya, semakin baik kondisi lingkungan kerja maka semakin baik pula kinerja karyawan PT. Triko Bina Nusantara. Kekuatan hubungan antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara. ditunjukkan oleh koefisien korelasi rxy sebesar 0,43 dan hasil pengujian keberartian koefisien korelasi (thitung) sebesar  3,20 lebih besar dari  (ttabel)  = 1,68 dengan uji signifikan, dimana 19% variansi yang terjadi pada kinerja karyawan dijelaskan oleh kondisi lingkungan kerja, artinya semakin baik lingkungan kerja suatu perusahaan maka semakin baik pula kinerja karyawan pada perusahaan tersebut. Jadi, salah satu variabel yang perlu dan harus diperhatikan oleh seorang pimpinan dalam suatu perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah kondisi lingkungan kerja.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1.      Agar pihak PT. Triko Bina Nusantara berupaya untuk menjaga dan meningkatkan perbaikan lingkungan kerja melalui peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana, sirkulasi udara, penerangan (cahaya), kebisingan, dan tata ruang.
2.      Agar pihak perusahaan juga memperhatikan faktor lain seperti: motifasi kerja, kedisiplinan dan budaya kerja yang dapat meningkatkan kinerja pegawai di luar faktor lingkungan kerja, sehingga kinerja pegawai dapat di optimalkan.
3.      Agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih spesifik maka perlu dilakukan penelitian lanjut dengan unti analisis pada beberapa perusahaan sehingga dapat menggambarkan hasil penelitian secara umum

DAFTAR PUSTAKA
Djaali dan Pudji Muljono. 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.
Djarwanto. 1995. Statistik Nonparametrik. BPFE. Yogyakarta.
Edwin B. Flippo, 1984. Manajemen Personalia. Jilid 1 dan 2, Edisi keenam. Alih Bahasa Moh. Masud. Penerbit Erlangga, Jakarta..
Nitisemito. S. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE UGM, Yogyakarta.
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Cetakan ke-2. CV.Alfabeta. Bandung
Sarwoto, 1991. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta, Cetakan 8, Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.
Supranto, J. 1997. Metode Riset, Rineka cipta Jakarta.
Timpe, A.Dale. 2002. The Art of Science of Business Management Performance. Edisi Indonesia PT Elex Media Computindo. Jakarta.


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking