HUBUNGAN
KONDISI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. TRIKO BINA NUSANTARA
DESA
DONGKALA KECAMATAN PASAR WAJO
Oleh : Musniati
Abstract :
The
formulated research problem "Is there any relationship between working
environmental conditions with employee performance in PT. Triko Bina Nusantara Dongkala
Village Pasarwajo District?”. The purpose of this study was to determine the
relationship of working environmental conditions on employee performance in PT. Triko Bina Nusantara. The
study consisted of two variables: independent variables (X) working
environmental conditions and dependent variable (Y) employee performance. The
populations of this study were all employees at PT.
Triko Bina Nusantara Dongkala Village Pasarwajo District, amounting to 45 people
and a sample of this research numbered 45 people. Data collection methods used in this study is regression and
correlation approach using questionnaires. Analytical techniques used in this
study were: (1) data normality test used to determine if there is data from the
population under study are normally distributed or not and to determine the
linearity of the two variables, (2) hypothesis test by using validity and
reliability using product moment test that used to determine the relationship
between variables working environmental conditions with employee performance.
These results indicated that there
is a positive relationship between working environmental conditions with
employee performance in PT. Triko Bina Nusantara Dongkala Village Pasarwajo
District. It can be seen from the correlation coefficient (rxy)
obtained is 0.43, while the value of the determination coefficient (r2)
is 19%. This value indicates that 19% of employee performance is determined by
working environmental conditions and the remainder is influenced by variables
that are not observed.
PENDAHULUAN
Kondisi lingkungan kerja
merupakan suatu kondisi atau keadaan dimana didalamnya karyawan melakukan suatu
aktivitas. Dalam hal ini lingkungan kerja berhubungan dengan fenomena sarana
fisik, dimana karyawan dapat memanfaatkan setiap sarana yang ada secara
optimal. Kondisi lingkungan kerja akan menjadi hambatan terhadap pekerjaan
apabila semua sarana yang diperlukan tidak dapat terfungsikan sebagaimana
mestinya. Sebaliknya kondisi lingkungan fisik menjadi penunjang kelancaran
pelaksanaan pekerjaan apabila dapat berfungsi dengan baik.
Dalam rangka mewujudkan
tenaga kerja yang mampu bekerja secara produktif juga dibutuhkan cara-cara
tertentu untuk memberikan stimulus kepada karyawan sehingga mereka termotivasi
untuk meningkatkan kinerja yang dihasilkan, melalui penciptaan suasana
lingkungan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan karyawan.
Nitisemito (1996:109)
mengemukakan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di
sekitar karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang
diberikan kepadanya. Kondisi tersebut berupa material dan psikologis. Dalam hal
ini, lingkungan kerja berhubungan erat dengan lingkungan fisik dimana karyawan
dapat memanfaatkan berbagai sarana yang ada secara optimal. Kondisi lingkungan
kerja diperusahaan dapat menjadi penghambat bagi karyawan dalam melakukan
pekerjaan bila kondisinya tidak dapat memberikan suasana yang kondusif.
Sebaliknya lingkungan menjadi penunjang bagi kelancaran pekerjaan karyawan
apabila dapat berfungsi dengan baik, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
kinerja karyawan.
Seorang karyawan mampu bekerja dan
memperlihatkan kinerja yang baik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya bila
didukung oleh lingkungan kerja yang baik. Upaya untuk mencapai kinerja tersebut
banyak faktor yang dapat mempengaruhinya baik yang bersumber dari pegawai itu
sendiri maupun dari lingkungan kerjanya. Indikator pengukuran kinerja pegawai
dalam penelitian ini meliputi: kuantitas kerja dan kualitas kerja (Edwin B.
Flippo, 1990).
PT. Triko Bina Nusantara
adalah salah satu perusahaan di kecamatan Pasar Wajo Kabupaten Buton yang
bergerak di bidang usaha produksi dan pemasaran ikan.Fenomena empiris
menunjukan PT. Triko Bina Nusantara sebagai perusahaan yang bergerak di bidang
pengolahan dan pemasaran ikan dituntut untuk menghasilkan laba optimal. Untuk
mencapai tujuan laba salah satu syarat esensial yang harus dipenuhi adalah
adanya perhatian serius terhadap lingkungan kerja diseluruh jajaran karyawan
perusahaan.
Rumusan masalah dalam penelitin
ini adalah apakah ada hubungan antara kondisi lingkungan kerja dengan kinerja
karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara di Desa Dongkala Kecamatan Pasar Wajo?
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan kerja dengan kinerja karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara di Desa
Dongkala Kecamatan Pasar Wajo.
Penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan pertimbangan bagi pembuat keputusan dalam rangka mengambil
kebijakan untuk memperbaiki lingkungan kerja dan kinerja karyawan PT. Triko
Bina Nusantara serta dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan
dalam meningkatkan kinerja karyawan dan sebagai sumber informasi bagi
pihak-pihak yang bermaksud meneliti masalah kondisi lingkungan kerja.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam
pengertian sehari-hari kondisi lingkungan kerja adalah situasi atau tempat dimana
seseorang bekerja. Kerps (1990 : 193) mengatakan bahwa kondisi lingkungan kerja
adalah suasana yang terjadi dalam bekerja.
Kondisi lingkungan kerja harus diciptakan sedemikian rupa sehingga
pekerja merasa nyaman dalam melaksanakan pekerjaanya. Kondisi lingkungan kerja
yang kondusif akan mendorong pekerja untuk lebih berprestasi sesuai dengan
minat dan kemampuannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Mill dalam Timpe (1993 :
3) bahwa kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan menjadi kunci pendorong
bagi para pegawai untuk menghasilkan kinerja yang maksimal.
Selanjutnya
Marwan Asri (2006 : 73) mengatakan bahwa kondisi lingkungan kerja adalah
suatu kondisi dimana didalamnya para pegawai melaksanakan suatu aktivitas.
Kondisi tersebut bisa berupa kondisi material maupun kondisi psikologis. Sukanto dan Indriyo (2000:
151) mengemukakan bahwa kondisi lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dalam bekerja meliputi pengaturan
penerangan, pengontrolan suara gaduh, pengaturan kebersihan tempat kerja dan
pengaturan keamanan tempat kerja.
Menurut Nitisemito (1992 :
25), mengatakan kondisi lingkungan kerja
adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengruhi
dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan.
a.
Faktor-faktor
Lingkungan Kerja
Kondisi lingkungan kerja di
dalam suatu perusahaan penting untuk diperhatikan oleh manajemen perusahaan
yang akan mendirikan perusahaan tersebut. Sarwoto (1991 : 131) mengemukakan
bahwa faktor lingkungan dimana pekerjaan dilaksanakan dapat meliputi:
1.
Suasana
kerja (Non Physical working environment),
suasana kerja yang baik akan dihasilkan terutama dalam organisasi yang tersusun
dengan baik. Lingkungan tempat kerja (physical
working environment), lingkungan tempat bekerja yang dapat mempengaruhi
efektivitas pelaksanaan tugas adalah:
a.
Tata
ruang yang tepat.
b.
Cahaya
dalam ruangan yang cukup bagus.
c.
Suhu dan
kelembaban udara yang menyenangkan.
d.
Suara
yang tidak mengganggu konsentrasi kerja dan lain-lain.
Faktor lain yang dapat
mempengaruhi efektifitas pelaksanaan kegiatan adalah perlengkapan dan fasilitas
yang harus tersedia, seperti fasilitas meja, telepon, buku dan bahan referensi
serta fasilitas penunjang lahirnya yang dapat dibutuhkan dalam melakukan
pekerjaan.
Menurut
Sarwoto (1991 : 131) Faktor lingkungan dimana pekerjaan dilaksanakan dapat meliputi segi-segi :
Lingkungan
tempat kerja yang dapat mempengaruhi efektifitas pelaksanaan tugas adalah :
-
Tata ruang yang baik
-
Cahaya dalam ruangan yang
cukup bagus.
-
Suhu dan kelembaban udara
yang menyenangkan.
-
Suara yang tidak
mengganggu konsentrasi kerja dan lain-lain.
b.
Dimensi
dan indikator lingkungan kerja
Robins
(2001: 150) mengemukakan bahwa kondisi lingkungan kerja dapat diamati melalui
empat dimensi, yaitu:
1.
Sirkulasi
udara
Unsur ini merupakan faktor
yang mempunyai dampak terhadap kepuasan kerja. Bila sirkulasi udara baik
misalnya memiliki fentilasi yang memadai karyawan akan lebih mudah menunaikan tugasnya. Bila tidak
memiliki sirkulasi udara yang baik maka karyawan sulit untuk menunaikan
tugasnya.
2.
Kebisingan
Kebisingan didalam lingkungan
kerja dapat menyebabkan gangguan terhadap konsentrasi karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaanya. Dapat dibayangkan bila anda bekerja pada tempat yang
sangat ribut apalagi pekerjaan itu membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi.
Dengan adanya lingkungan kerja yang tenang karyawan akan merasa nyaman sehingga
kinerja karyawan akan meningkat.
3.
Penerangan
Di dalam suatu perusahaan
hendaknya karyawan yang bekerja mendapat tempat yang cukup memadai dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Misalnya penerangan didalam ruang
kerja. Penerangan yang tidak memadai akan mempengaruhi kinerja karyawan dalam
melakukan aktivitasnya.
4.
Tata
ruang
Tata ruang merupakan penentuan
kebutuhan-kebutuhan dalam penggunaan ruangan, juga merupakan wujud struktural
dan pola pemanfaatann ruangan. Dalam suatu perusahaan hendaknya karyawan yang
bekerja mendapat tempat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas.
Padatnya ruang gerak atau penataan ruangan yang sempit dapat mengurangi kinerja
karyawan dalam melakukan aktivitasnya..
Kinerja dapat diartikan
sebagai kemampuan kerja atau hasil kerja. Winardi (1996 : 82) mengemukakan
bahwa kinerja adalah kemampuan kerja seorang karyawan dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan
kepadanya secara berhasil dan berdaya guna.
Mitrani (2002 : 109)
mengemukakan bahwa kinerja adalah seperangkat proses untuk menciptakan
pemahaman bersama mengenai apa yang harus dicapai dan bagaimana mencapainya. Selanjutnya Darma (2005: 1) mengemukakan bahwa
kinerja atau prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau prodak jasa-jasa
yang diberikan atau yang dihasilkan oleh seseorang atau sekelompok orang.
3. Indikator Penilaian
Kinerja Karyawan
Hasil kerja dari seseorang
atau sekelompok orang mempunyai perbedaan, sehingga dibutuhkan penilaian atas
prestasi kerja tersebut. Setiap karyawan diharapkan dapat selalu berprestasi
dengan baik dalam pekerjaanya. Dalam hal ini tentunya tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dapat terselesaikan dengan
baik dalam arti disertai kecakapan, disiplin serta tanggung jawab yang tinngi.
Apabila keadaan ini tercipta akan berhubungan sekali dengan hasilnya, baik
dalam kuantitas maupun kualitasnya.
Husnan dan Ranupandjojo (2000: 30) mengemukakan bahwa
penilaian kinerja adalah untuk menetukan apakah suatu pekerjaan bisa dikerjakan
atau diselesaikan dengan baik, maka deskripsi jabatan akan sangat membantu
dalam penentuan sasaran pekerjannya.
Manullang (2001: 118) mengemukakan bahwa memberi pembatasan penilaian karyawan adalah
penilaian yang sistematis terhadap seorang karyawan oleh atasanya atau beberapa
orang ahli lainnya yang paham akan pelaksanan pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawan tersebut.
Berikut ini dapat
dijelaskan mengenai indikator-indikator dalam penilaian kinerja karyawan
a.
Kualitas
kerja
Yaitu mutu kerja yang terdiri dari ketetapan,
keterampilan, dan kerapian (Edwin Flippo, 1990 : 250). Indikator ini dapat diukur
dengan 2 item indikator yaitu:
1.
Ketetapan
mutu kerja
2.
Ketetapan
waktu menghasilkan pekerjaan
b.
Kuantitas
kerja
Yaitu mutu yang harus
diselesaikan atau dicapai (Darma, 2000) Indikator ini dapat diukur dengan 2 ( tiga ) item indikator yaitu :
1.
Pencapaian
volume yang diharapkan
2.
Pencapaian
volume karja sesuai dengan waktu yang ditentukan.
METODE
PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan di PT.
TRIKO BINA NUSANTARA yang beralamat di Desa Dongkala, Kecamatan Pasar Wajo,
Kabupaten Buton dari tanggal 12 Maret sampai dengan 30 Maret tahun 2012.
Variabel dan Desain
Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua
macam yaitu kondisi kondisi lingkungan kerja sebagai variabel bebas (X) dan
kinerja karyawan sebagai variabel terikat (Y).
Populasi dan Teknik Penarikan
Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2002 : 57). Jadi populasi merupakan objek atau subjek yang berada
pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai kaitan
dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara berjumlah 62 orang.
Teknik penarikan sampling
adalah judgment sampling yaitu
penarikan sampling berdasarkan tujuan. Salah satu teknik penarikan sampling
adalah dengan judgment sampling, di mana
peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik
anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Mudrajad Kuncoro,
2003).
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan angket (kuisioner).
Angket kondisi lingkungan kerja dan kinerja
karyawan disusun dengan tingkat pengukuran skala likert, dengan alternatif
jawaban adalah Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, Tidak setuju, dan Sangat
Tidak Setuju. Untuk pernyataan alternatif jawaban Sangat Setuju diberi skor 5,
alternatif jawaban Setuju diberi skor 4, alternatif jawaban Kurang Setuju
diberi skor 3, alternatif jawaban Tidak Setuju diberi skor 2, alternatif
jawaban Sangat Tidak setuju diberi skor 1.
Teknik Analisis Data
1.
Uji Validitas
Validitas merupakan
kesahihan suatu instrumen pengukur dalam mengukur apa yang hendak diukur.
Validitas instrumen yang akan diukur
adalah validitas empiris berdasarkan data hasil uji coba. Rumus yang
digunakan untuk menghitung validitas tiap butir soal adalah rumus koefisien
korelasi product moment sebagai
berikut:
(Djaali dan Muljono, 2004: 71).
Keterangan:
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan
variabel Y
X = Skor item
Y = Skor Total
N = Jumlah responden
Adapun kriteria pengujian
sebagai berikut:
a.
Jika r ≥ rtabel dengan α = 0,05 maka item tersebut valid
b.
Jika r < rtabel dengan α= 0,05 maka item tersebut tidak valid
2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa
sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data. Untuk perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha
Cronbach sebagai
berikut:
(Djaali dan Muljono, 2004: 78).
Keterangan:
= koefisien reliabilitas
=
varians skor butir yang valid
=
varians skor total
k =
Banyaknya butir yang valid
Untuk derajat
reliabilitasnya adalah sebagai berikut.
≤ 0,20 = reliabilitasnya sangat rendah
0,20 < ≤ 0,40 = reliabilitasnya rendah
0,40 < ≤ 0,60 = reliabilitasnya sedang/cukup
0,60 < ≤ 0,90 = reliabilitasnya tinggi
0,90 < ≤ 1,00 = reliabilitasnya sangat tinggi
3.
Uji
normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk
mengetahui apakah data yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak. Dengan menggunakan uji chi kuadrat dengan rumus:
(Nurgiantoro,dkk, 2004:111)
Keterangan :
X =
chi-kuadrat
fo =
frekuensi observasi
fe = frekuensi harapan
4.
Uji
Korelasi
Selanjutnya untuk melihat ada atau tidaknya
hubungan positif antara variabel kondisi lingkungan kerja dengan kinerja
karyawan
dilakukan uji
korelasi product moment dengan rumus:
Keterangan :
= koefisien korelasi
= jumlah skor variabel X
= jumlah skor variabel Y
= jumlah hasil kali skor X dan Skor Y
= jumlah skor variabel X yang dikuadratkan
= jumlah skor variabel Y yang dikuadratkan
= jumlah sampel
Untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara
variabel kondisi lingkungan kerja dan variabel kinerja
karyawan, maka
dilakukan uji-t dengan rumus:
Keterangan :
=
Keberartian koefisien regresi
=
koefisien korelasi
= jumlah sampel
= bilangan konstanta
Kriteria pengujiannya adalah :
Jika pada
taraf signifikan α = 0,05, maka ada hubungan antara variabel kondisi lingkungan kerja dengan variabel kinerja karyawan
Jika pada
taraf signifikan α = 0,05, maka tidak ada hubungan antara variabel kondisi lngkungan kerja dengan variabel kinerja
karyawan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum PT. Triko Bina
Nusantara
PT. Triko Bina Nusantara adalah salah satu
perusahaan yang bergerak dalam bidang proses pengolahan ikan dengan status
perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pertama kali melakukan survey di
Kabupaten Buton untuk mendirikan perusahaan pada tanggal 5 Mei 1997 dan mulai
aktif beroperasi tanggal 1 Oktober 1998, PT. Triko Bina Nusantara merupakan
anak cabang PT. Trinaba Mina yang berpusat di Jakarta Selatan, tetapi pada
pertengahan agustus 1999 PT. Triko Bina Nusantara telah mangalami perubahan
manjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Investor sebagai pemilik saham
dalam perusahaan berasal dari Korea Selatan.
PT. Triko Bina Nusantara proses produksinya
ditekankan dalam mengelola ikan pelagis besar yaitu tuna dan cakalang sedangkan
pelagis kecil yaitu ikan layang. Dalam perkembangan ternyata ikan muroaji
kurang dominan dalam produksi rata-rata pertahun tidak sesuai dengan yang
diharapkan, manak untuk pelagis kecil yang diutamakan jenis ikan layang.
Kondisi Lingkungan Kerja
Data
variabel Kondisi Lingkungan Kerja diukur dengan menggunakan angket yang terdiri
dari 10 pernyataan dengan menggunakan
skala 1 sampai 5. Sehingga skor tertnggi setiap pernyataan adalah 5 dan skor
terendah adalah 1. Data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 45 responden
(karyawan) yang diteliti menunjukkan Skor Kondisi Lingkungan Kerja pada PT.
Triko Bina Nusantara dapat dilihat pada tabel 10 berikut:
Tabel
4.1. Distribusi Frekuensi Kondisi Lingkungan Kerja
No
|
Kelas Interval
|
Fi
|
Persentase (%)
|
1
|
15 - 18
|
2
|
|
2
|
19 - 22
|
4
|
|
3
|
23 - 26
|
8
|
|
4
|
27 - 30
|
11
|
|
5
|
31 - 34
|
9
|
|
6
|
35 - 39
|
8
|
|
7
|
40 - 43
|
3
|
100
|
Berdasarkan hasil perhitungan data lingkungan
kerja (X) diperoleh skor terendah sebesar 15 dan skor tertinggi sebesar 42
dengan rata-rata 29,35 dan standar deviasi 7,14 sedangkan dalam teoritiknya
skor tertnggi adalah 40 dan terendah adalah 10.
Kinerja Karyawan
Data variabel kinerja karyawan diukur dengan
menggunakan angket yang terdiri dari 6 pernyataan dengan menggunakan skala 1
sampai 5. Sehingga skor tertnggi setiap pernyataan adalah 5 dan skor terendah
adalah 1. Data dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa 45 responden (karyawan) yang diteliti menunjukkan Skor
kinerja karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara dapat dilihat pada tabel 10
berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kinerja Karyawan
No
|
Kelas Interval
|
Fi
|
Persentase (%)
|
1
|
8- 10
|
6
|
|
2
|
11 – 13
|
8
|
|
3
|
14 – 16
|
8
|
|
4
|
17 – 19
|
10
|
|
5
|
20 – 22
|
7
|
|
6
|
23 – 25
|
6
|
|
Jumlah
|
45
|
100%
|
Berdasarkan hasil perhitungan data kinerja
karyawan (Y) diperoleh skor terendah adalah 8 dan skor tertinggi 25 dengan
rata-rata 16,48 dan standar deviasi sebesar 4,72 sedangkan dalam teoritiknya
skor tertinggi adalah 18 dan terendah adalah 6.
Pengujian Hipotesis
Validitas dan Reliabitas
a.
Kondisi Lingkungan Kerja
Berdasarkan hasil analisis
validitas dan reliabilitas pada lampiran 5 menggunakan program komputer SPSS, diperoleh bahwa semua
item angket kondisi lingkungan kerja
memiliki p-value atau Sig.(2-tailed) < 0,05 = α. Dengan demikian, semua item
angket kondisi lingkungan kerja dinyatakan valid. Sedangkan reliabilitas
menggunakan rumus Cronbach Alpha diperoleh rii = 0,839. Jadi, angket
kondisi lingkungan kerja memiliki reliabilitas yang tinggi.
b.
Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil analisis
validitas dan reliabilitas pada lampiran 5 menggunakan program komputer SPSS, diperoleh bahwa semua
item angket kinerja pegawai memiliki
p-value atau Sig.(2-tailed) < 0,05 = α. Dengan demikian, semua item angket
kinerja pegawai dinyatakan valid. Sedangkan reliabilitas menggunakan rumus
Cronbach Alpha diperoleh rii = 0,839.
Jadi, angket kinerja pegawai memiliki reliabilitas yang tinggi.
Uji Normalitas Data
Untuk menguji normalitas data
Lingkungan Kerja dan Skor Kinerja Karyawan, digunakan uji Chi Kuadrat (χ2) yang perhitungannya
pada lampiran 3a dan 3b. Dan hasilnya menunjukan bahwa nilai χ2hitung
sebesar 4,68 < χ2tabel
sebesar 12, 592 dengan α =
0,05 atau (χ2hitung < χ2tabel) sehingga
data kondisi lingkungan kerja (X) dalam penelitian ini berdistribusi normal. Demikian
juga perhitungan χ2hitung
5,16 < χ2tabel
11, 07 atau (χ2hitung < χ2tabel). Dengan
demikian data variabel kinerja karyawan (Y) juga berdistribusi normal.
Pengujian Hipotesis
Kekuatan hubungan antara kondisi lingkungan
kerja (X) dengan kinerja karyawan (Y) ditunjukan oleh koefisien korelasi
sebesar thitung = 3,20. Uji
signifikan koefisien korelasi dengan uji-t diperoleh thitung sebesar
3,20. lebih besar dari Ttabel 1,68 pada α = 0,01 sehingga dapat
disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara kondisi lingkungan kerja (X) dengan
kinerja karyawan (Y) sebesar 3,20 sangat
signifikan.
Koefisien korelasi X dan Y sangat signifikan (thitung =
3,20. > tabel=1,68) pada α = 0,01 dengan dk n-2 yang berarti terdapat hubungan positif yang sangat
signifikan antara kondisi lingkungann kerja dengan kinerja karyawan pada PT.
Triko Bina Nusantara dengan koefisien determinasi sebesar 19%.
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam
studi korelasional yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat. Korelasi antara variabel tersebut adalah hubungan
antara Lingkungan Kerja (X) dengan Kinerja Karyawan (Y).
Kondisi lingkungan Kerja merupakan situasi atau
tempat dimana didalamnya para pegawai melaksanakan suatu aktivitas. Lingkungan
kerja harus diciptakan sedemikian rupa sehingga para pekerja merasa nyaman
dalam melaksanakan pekerjaannya. Lingkungan kerja yang kondusif akan mendorong
para pekerja untuk lebih berprestasi sesuai dengan minat dan kemampuannya
sehingga para pegawai dapat menghasilkan kinerja yang maksimal.
Kondisi lingkungan kerja ditentukan oleh
orang-orang yang ada di dalam lingkungan pekerjaan, dan sistem ganjaran yang
digunakan untuk memotivasi para pekerja.
Kinerja karyawan adalah kemampuan kerja atau
prestasi kerja seorang karyawan dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan
kepadanya secara berhasil guna dan berdaya guna baik dalam kuntitas maupun
kualitas. Setiap karyawan diharapkan dapat selalu berprestasi dengan baik dalam
pekerjaannya. Dalam hal ini tentunya tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
dapat terselesaikan dengan baik dalam arti disertai kecakapan, disiplin, serta
tanggung jawab yang tinggi. Apabila keadaan ini tercipta akan berhubungan
sekali dengan hasilnya, baik dalam kuntitas maupun kualitasnya. Disamping itu
kesadaran berprestasi datangnya dari karyawan itu sendiri, dalam hal ini setiap
pimpinan juga harus berusaha meningkatkan
kinerja bawahanya. Kinerja karyawan di PT. Triko Bina Nusantara sangat
memuaskan, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas barang yang
diproduksi. Karena telah menjadi prioritas utama karyawan menguasai tugas-tugas
yang diberikan untuk dikerjakan sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
Untuk mengetahui besarnya hubungan Lingkungan
Kerja dengan Kinerja karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara dalam penelitian
ini digunakan angket. Jawaban responden terhadap angket yang diajukan memberi data tentang Lingkungan
Kerja dan Kinerja Karyawan.
Kemudian hasil analisis korelasi menunjukan
bahwa terdapat hubungan positif antara kondisi lingkungan kerja dengan kinerja
karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara (rxy = 0,43). Hubungan ini
berarti bahwa jika terjadi peningkatan kondisi lingkungan kerja akan diikuti
oleh kenaikan kinerja karyawan. Dari hasil analisis rxy sebesar 0,43
dengan koefisien determinasi 19%, ini berarti bahwa 19% variansi yang terjadi
pada kinerja karyawan akan dijelaskan oleh tingkat kondisi lngkungan kerja.
Berdasarkan hasil analisis pengujian hipotesis
seperti yang diuraikan diatas, menunjukan bahwa lingkungan kerja dengan kinerja
karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara terdapat hubungan yang signifikan pada α
= 0,01. Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukan angka positif yaitu
sebesar 0,43 yang tergolong memberikan kontribusi sebesar 19%. Hal ini berarti
terdapat kecenderungan semakin baik Lingkungan Kerja maka akan semakin baik
pula kinerja yang dimiliki oleh karyawan
pada PT. Triko Bina Nusantara.
Sehingga salah satu variabel yang harus
dipertimbangkan dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah kondisi lingkungan
kerja. Dengan dengan demikian hipotesis penelitian (H1) diterima,
yang berarti bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara Kondisi
Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan pada PT. Triko Bina Nusantara. Dengan
demikian, apabila suatu perusahan memiliki kondisi lingkungan kerja yang baik
maka karyawan akan memperoleh kinerja yang baik.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Mill dalam Timpe (1993 : 3) menyatakan lingkungan kerja yang
menyenangkan atau kondisi lingkungan kerja yang baik menjadi kunci pendorong
bagi para pegawai/karyawan untuk menghasilkan kinerja yang baik. Selanjutnya
Asri (2006: 63) menyatakan bahwa Kondisi lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dalam menunaikan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan jika kondisi lingkungan kerjanya menarik
maka pekerja dapat menghasilkan kinerja yang optimal. Nitisemito (1992: 25)
mengatakan bahwa kondisi lingkungan kerja adalah segala sesuatu yanig ada disekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan
pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara variabel X (lingkungan kerja) dengan variabel Y (kinerja
karyawan) pada PT. Triko Bina Nusantara. Artinya, semakin baik kondisi
lingkungan kerja maka semakin baik pula kinerja karyawan PT. Triko Bina
Nusantara. Kekuatan hubungan antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan
pada PT. Triko Bina Nusantara. ditunjukkan oleh koefisien korelasi rxy
sebesar 0,43 dan hasil pengujian keberartian koefisien korelasi (thitung)
sebesar 3,20 lebih besar dari (ttabel) = 1,68 dengan uji signifikan, dimana 19%
variansi yang terjadi pada kinerja karyawan dijelaskan oleh kondisi lingkungan
kerja, artinya semakin baik lingkungan kerja suatu perusahaan maka semakin baik
pula kinerja karyawan pada perusahaan tersebut. Jadi, salah satu variabel yang
perlu dan harus diperhatikan oleh seorang pimpinan dalam suatu perusahaan dalam
meningkatkan kinerja karyawan adalah kondisi lingkungan kerja.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian
ini, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1.
Agar
pihak PT. Triko Bina Nusantara berupaya untuk menjaga dan meningkatkan
perbaikan lingkungan kerja melalui peningkatan dan perbaikan sarana dan
prasarana, sirkulasi udara, penerangan (cahaya), kebisingan, dan tata ruang.
2.
Agar
pihak perusahaan juga memperhatikan faktor lain seperti: motifasi kerja,
kedisiplinan dan budaya kerja yang dapat meningkatkan kinerja pegawai di luar
faktor lingkungan kerja, sehingga kinerja pegawai dapat di optimalkan.
3.
Agar
mendapatkan hasil penelitian yang lebih spesifik maka perlu dilakukan
penelitian lanjut dengan unti analisis pada beberapa perusahaan sehingga dapat
menggambarkan hasil penelitian secara umum
DAFTAR PUSTAKA
Djaali dan Pudji Muljono. 2004. Pengukuran dalam Bidang
Pendidikan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.
Djarwanto.
1995. Statistik Nonparametrik. BPFE. Yogyakarta.
Edwin B.
Flippo, 1984. Manajemen Personalia. Jilid 1 dan 2, Edisi keenam. Alih Bahasa
Moh. Masud. Penerbit Erlangga, Jakarta..
Nitisemito.
S. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE UGM, Yogyakarta.
Riduwan.
2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Cetakan
ke-2. CV.Alfabeta. Bandung
Sarwoto,
1991. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta, Cetakan 8,
Ghalia Indonesia.
Sugiyono.
2002. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.
Supranto,
J. 1997. Metode Riset, Rineka cipta Jakarta.
Timpe,
A.Dale. 2002. The Art of Science of Business Management Performance. Edisi
Indonesia PT Elex Media Computindo. Jakarta.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking