Vrydag 28 Junie 2013

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN UNAAHA KABUPATEN KONAWE Oleh: ERPINA PAGALA



HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN UNAAHA KABUPATEN KONAWE

Oleh: ERPINA PAGALA


ABSTRACT : Formulation of the problem in this study is whether there is a relationship between headmaster leadership with the teacher performance in Secondary Schools in all Unaaha District Konawe Regency?. The purpose of this study was to determine the relationship between headmaster leadership with the teacher performance in Secondary Schools in all Unaaha District Konawe Regency. The population in this study were all Secondary Schools teachers in Unaaha District Konawe Regency. Determination o f the sample size at each school conducted random sampling, so the overall sample size namely 59 people. Based on the results of inferential statistical analysis found that there is a positive relationship between headmaster leadership styles with teacher performance as indicated by the regression equation Y = 9.87 + 0.84 X. Regression analysis showed that each increase or decrease the score variable headmaster leadership will be followed by an increase or decrease in scores for teacher performance variables of 0.84 at constant 9.87. This means that the better headmaster leadership in in Secondary Schools in all Unaaha District Konawe Regency, then the higher the teachers performance. Correlation test results showed that the positive and significant correlation between headmaster leadership with teacher performance as indicated by a correlation coefficient of 0.775 with a determination 0.6006 meaning that 60.06% increase in teacher performance is influenced by the leadership of headmaster. Thus, the level of teacher performance is closely connected with the headmaster leadership; so as to improve the performance of teachers will require good headmaster leadership.

I.  PENDAHULUAN
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai posisi sentral dalam pendidikan manusia. Selain itu, sekolah mempunyai tanggung jawab sosial yang besar kepada bangsa ini. Oleh karena itu, pengelola pendidikan harus dapat menganalisis berbagai faktor yang mungkin berpengaruh dengan lembaganya. Banyak faktor yang mempengaruhi dunia pendidikan diantaranya adalah kepemimpinan seorang kepala sekolah. Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang akan menentukan langkah-langkah pendidikan yang efektif di lingkungan sekolah. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di lingkungan satuan pendidikan harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang telah tentukan. Kepemimpinan dalam lingkungan satuan pendidikan selalu melibatkan upaya seorang kepala sekolah untuk mempengaruhi perilaku para guru dalam suatu situasi. Agar kepala sekolah dapat melaksanakan fungsi kepemimpinannya, dia bukan saja harus memiliki wibawa tetapi harus memiliki kesanggupan untuk menggunakan wibawanya terhadap para guru supaya diperoleh kinerja yang baik.
Kepemimpinan kepala sekolah dapat mempengaruhi pendidikan di lingkungan sekolah. sekolah jugs membutuhkan seorang pemimpin yang siap bekerja kerns untuk dapat memajukan sekolah sehingga mutu pendidikan semakin meningkat. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, disamping itu kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Hal tersebut semakin penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah yang menghendaki dukungan kinerja yang efektif.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan dalam sekolah yang dipimpinnya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP Negeri se- Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe ?
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP Negeri se- Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe.


II.  KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
Kepemimpinan yang efektif memiliki peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Kepemimpinan dikatakan efektif atau tidak tergantung penerapan dari seorang pemimpin. Kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah, bertanggung jawab atas tercapainya tujuan, peranan, dan mutu pendidikan di sekolah.
Menurut Nawawi (2004:94) mengemukakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dapat diukur melalui beberapa indikator, yaitu: (1) Proses pengambilan keputusan, (2) Proses komunikasi antara kepala sekolah dengan guru, (3) Penerimaan kreatifitas atau inisiatif guru, (4) Penerimaan kritik, saran, pendapat dari guru, (5) Sifat pemberian tugas kepada guru, (6) Tanggung jawab pimpinan (kepala sekolah) dalam pelaksanaan tugas (7) Penerapan sanksi atau hukuman.
Samsudin (2006:287) yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kepemimpinan menurut Indrafachrudi (2006:2) kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan itu.
Slamet (2002:29) mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang­orang agar berbuat sesuatu dalam rangka pencapaian tujuan tertentu.
Kepemimpinan merupakan segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan memimpin. kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing, dan mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu (Suyuti, 2002:7)
Wahjosumidjo (2011:83) mengartikan bahwa kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dengan murid yang menerima pelajaran.
Nurkholis (2003:121) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu menggerakkan orang lain agar secara sadar dan sukarela melaksanakan kewajibaban secara baik sesuai yang diharapkan pimpinan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan kepala sekolah terutama ditujukan kepada guru karena merekalah yang terlibat langsung dalam proses pendidikan.
Dari beberapa definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan yang berperan mengarahkan dan membimbing seluruh pihak yang ada dalam lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan serta mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah,
Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu work performance atau job performance yang berarti prestasi kerja. Banyak pandangan dari para ahli mengenai istilah kinerja yang pada prinsipnya sepakat bahwa kinerja merupakan upaya dalam menghasilkan suatu prestasi kerja.
Menurut Moeheriono (2009:60) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategic suatu organisasi. Samsudin (2006:159) memberikan pengertian kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuntitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2004:67). Sedangkan menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:223) menyatakan kinerja sesorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
Kinerja pada dasarnya berupa produk akhir (barang/jasa) atau bentuk perilaku, kecakapan, kompetensi, sarana dan keterampilan fisik yang dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi. Menurut Darma dalam Simanjuntak (2005:5) menyatakan bahwa penilaian kerja harus didasarkan pada level-level prestasi secara menyeluruh atau secara rici dilakukan dengan memberi rangking bagi tiap bidang pertanggung jawaban. Menurut Hasibuan (2005:87) penilaian kinerja adalah menilai hasil kerja rasio nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.
Kinerja menurut As'ad (2001:48) adalah keberhasilan seseorang pekerja terkait dengan keberhasilan dalam menyelesaikan tugasnya. Hal tersebut dapat dilihat dari sisi kualitas, ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Kinerja adalah perilaku yang nyata yang ditampilakan setiap prang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan (Rivai, 2004:309).
Menurut Sudjana (2002:17) kinerja guru dapat dilihat dari kompetensinya melaksanakan togas-togas guru, yaitu: (1) merencanakan proses belajar mengajar; (2) melaksanakan dan mengelolah proses belajar mengajar; (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar; (4) menguasai bahan pelajaran.
Menurut Mulyasa (2004:136) mendefinisikan kinerja sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja. Dalam Konteks tentang kinerja, Sucipto (2002:72) merinci cakupan wilayah kinerja atas lima faktor dominan, yaitu (1) kualitas kerja; (2) kecepatan/ketepatan; (3) inisiatif; (4) kemampuan; dan (5) komunikasi.
Simanjuntak (2005:100) menyatakan bahwa kinerja setiap individu dipengaruhi oleh faktor: (1) kompetensi individu orang yang bersangkutan; (2) dukungan organisasi;dan (3) dukungan manajemen. Kompetensi individu dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi. Dukungan organisasi dapat berupa pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasarana kerja, pemilihan teknologi, kenyamanan lingkungan kerja, serta kondisi dan syarat kerja. Dukungan manajemen berhubungan dengan dukungan pimpinan dalam memberikan motivasi kepada individu untuk bekerja secara optimal.
Dalam perkembangan suatu organisasi diperlukan orang-orang yang memiliki kemampuan dan motivasi yang tinggi, begitu juga organisasi pendidikan. Kemampuan tersebut harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik atau guru yang dapat mengembangkan sikap profesionalismenya dalam mengajar. Kemampuan tersebut menurut Rahman (2003:101) meliputi: (1) kemampuan mengembangkan kepribadian; (2) menguasai dasar-dasar kependidikan dan pengajaran; (3) menguasai bahan pengajaran; (4) kemampuan menyusun program pengajaran; (5) kemampuan melaksanakan program pengajaran dan pengelolaan kelas; (6) kemampuan menilai proses hasil pembelajaran; (7) kemampuan mengenai administrasi sekolah; (8) kemampuan melaksanakan kode etik guru; (9) kemampuan menyelenggarakan program bimbingan dan penyuluhan; dan (10) kemampuan mengembangkan profesinya.
Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pendidikan. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesioanal. Sebagai tenaga profesional guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam hal: (1) merancang dan merencanakan program pembelajaran; (2) mengelola dan melaksanakan program pembelajaran (3) mengelola pelaksanaan program pembelajaran (4) menilai proses dan hasil pembelajaran; dan (5) mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar. (Kunandar, 2008:57).
Kinerja guru berkaitan dengan tugas perencanaan, pengelolaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar siswa. Sebagai perencana, maka guru harus mampu mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola maka guru harus mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan baik, dan sebagai evaluator maka guru harus mampu melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa (Sanjaya, 2005:134).
Syah (2007:85) menyatakan bahwa tugas guru dalam proses pembelajaran lebih menekankan pada penggunaan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran. Peranan gurudalam proses pembelajaran adalah: (1) sebagai demonstrator; (2) sebagai pengelola kelas; (3) sebagai mediator; (4) sebagai fasilitator; (5) sebagai inovator dan (6) sebagai evaluator. Sebagai demonstrator, guru harus menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan. Sebagai pengelola kelas, guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang media pembelajaran. Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber pembelajaran. Sebagai evaluator, guru harus mampu melakukan penilaian kegiatan pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan pengertian kinerja menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalahl hasil kerja yang dicapai seorang guru yang berkaitan dengan kualitas kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam meningkatkan mutu pendidikan.

B. Penelitian yang Relevan
Nasriati (2007), dengan judul "Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru di SMP Negeri 10 Kendari" yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru.
Masnur (2005), dengan judul "Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Tata usaha pada SMP Negeri di Kota Kendari" yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja tata usaha pada SMP Negeri di Kota Kendari.
I Wayan Semueil (2011), dengan judul "Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi Kerja Guru SMK Negeri Manado" yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di SMK Negeri Manado.
C. Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan cara yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan dalam mempengaruhi guru, mendorong, mengarahkan, membimbing, dan menggerakkan guru dalam upaya memajukan sekolah dan meningkatkan mutu pendidikan. Oleh sebab itu, kepala sekolah dituntut agar dapat mengarahkan dan membimbing guru untuk bekerja secara lebih bertanggung jawab dan disiplin dalam menjalankan tugas, karena salah satu faktor penting bagi peningkatan kinerja guru adalah kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah.
Kinerja guru merupakan hasil kerja yang dicapai guru di lembaga pendidikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kinerja guru yang baik adalah salah satu faktor penting yang diperlukan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Agar mutu pendidikan menjadi baik, maka perlu di dukung peningkatan kinerja guru.
Kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru sangat erat hubungannya, dimana kepemimpinan kepala sekolah menentukan kinerja guru. Bila kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah baik maka guru akan melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik dan berkualitas sehingga kinerja guru meningkat, sebaliknya bila kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah buruk maka akan kinerja guru menurun. Oleh karena itu, diduga kepemimpinan kepala sekolah berhubungan dengan kinerja guru.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah "terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP Negeri se-Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe".

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMP Negeri se- Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe yang berjumlah 144 orang. Penentuan besarnya sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane dalam Riduwan (2007). Berdasarkan perhitungan tersebut maka besarnya sampel adalah sebanyak 59 guru. Penentuan besarnya sampel pada setiap sekolah dilakukan secara random sampling. Gay dan Diehl (dalam Kuncoro, 2003:111) menyatakan bahwa, untuk studi korelasional, dibutuhkan minimal 30 sampel untuk menguji ada atau tidaknya hubungan. Dengan demikian jumlah sampel yang ditetapkan peneliti dalam penelitian ini adalah 59 guru (responden) dianggap telah memenuhi syarat sampel minimum.
B. Variabel dan Desain Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1. Variabel Bebas (independent variabel) (X)
Variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah.
2. Variabel Terikat (dependent variabel) (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kinerja guru.
Konstelasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Dimana :
X = Kepemimpinan Kepala Sekolah
Y = Kinerja Guru
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Angket / Kuesioner
Metode angket adalah metode yang memberikan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang akan dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 
2.      Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa barang-barang fisik. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan lain sebagainya.
3.      Wawancara
Metode wawancara digunakan untuk melengkapi data yang yang belum diperoleh baik melalui angket/kuesioner maupun dokumentasi.

D. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya akan dianalisis sebagai berikut :
1.         Analisis secara deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata (R), Median (Me), Modus (Mo) dan Standar Defiasi untuk masing-masing variabel.
2.         Uji persyaratan, yaitu untuk mengetahui normalitas data.
3.     Analisis inferensial yang dilakukan untuk mengetahui bentuk hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y), maka digunakan analisis regresi linear sederhana. Sedangkan untuk mengetahui keberartian koefisien regresi digunakan uji-F.
Kriteria keberartian dari persamaan tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1)       Jika Fhitung > Ftabel pada taraf signifikan 95 % (α = 0,05) berarti ada pengaruh yang signifikan Variabel X terhadap variabel Y.
2)            Jika Fhitung < Ftabel  pada taraf signifikan 95 % (α = 0,05) berarti tidak ada pengaruh yang signifikan Variabel X terhadap variabel Y.
Untuk mengetahui linearitas persamaan regresi, maka digunakan uji linearitas . Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
1)      Jika Fhitung > Ftabel pada taraf signifikan 95% (α = 0,05) berarti persamaan regresi yang diperoleh tidak bersifat linear.
2)      Jika Fhitung < Ftabel pada taraf signifikan 95% (α = 0,05) berarti persamaan regresi yang diperoleh bersifat linear.
Untuk mengetahui hubungan vanabel X dengan vanabel Y, maka digunakan analisis korelasi product moment
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut
1)       Jika thitung > ttabel, pada taraf signifikan 95% (α = 0,05) berarti ada hubungan yang signifikan  antara variabel X clan variabel Y.
2)       Jika Fhitung < Ftabel pada taraf signifikan 95% (α = 0,05) berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
E. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji :
H0 : p = 0    Tidak ada hubungan yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah (X) dengan kinerja guru (Y).
H1 : p > 0    Ada hubungan yang positif antam kepemimpinan kepala sekolah (X) dengan kinerja guru (Y).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Deskripsi data hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai keadaan tiap variabel yang diteliti yaitu variabel kepemimpinan kepala sekolah (X) dan kinerja guru (Y). Untuk lebih jelasnya deskripsi data hasil penelitian dari masing-masing variabel akan diuraikan sebagai berikut.
1. Deskripsi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah (X)
Data variabel kepemimpinan kepala sekolah diukur dengan menggunakan angket yang terdiri dari 35 pernyataan yang menggunakan Skala 1 sampai 5 sehingga skor tertinggi setiap pernyataan adalah 5 dan skor terendah adalah 1, sedangkan secara teoritik skor tertinggi adalah 175 (5 x 35) dan skor terendah adalah 35 (1 x 35). Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif variabel kepemimpinan kepala sekolah pada lampiran 4 halaman 74-76, dapat dilihat bahwa skor maksimum 109, nilai minimum 84, rata-rata (X) 97,97, median(Me) 97,86, modus(Mo) 97,78, dan standar defiasi (S) 5,66.
2. Deskripsi Data Kinerja Guru (Y)
Data Variabel kinerja guru diukur dengan menggunakan angket yang terdiri dari 30 pernyataan dengan menggunakan skala 1 sampai 5 sehingga skor tertinggi pada setiap pernyataan adalah 5 dan skor terendah adalah 1. Sedangkan secara teoritik skor tertinggi adalah 150 (5x30) dan skor terendah adalah 30 (1x30).
B. Pengujian Hipotesis
Uji Normalitas data dimaksudkan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah benar-benar memiliki populasi, dengan asumsi bahwa data populasi berdistribusi secara normal. Dengan demikian maka hasil analisis dan kesimpulan data penelitian dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian.
Berdasarkan hasil uji normalitas data kepemimpinan kepala sekolah (X) diperoleh nilai X2hitung = 0,880, jika dibandingkan dengan X2tabel pada α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 7-1 = 6, sehingga diperoleh nilai X2tabel = 12,592. Dengan demikian, X2hitung = 0,880 < X2tabel = 12,592, hal ini berarti data kepemimpinan kepala, sekolah berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas data kinerja guru (Y) diperoleh nilai X2hitung = 1,878, jika dibandingkan dengan X2tabel pada α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 7-1 = 6, sehingga diperoleh nilai X2tabel = 12,592. Dengan demikian, X2hitung = 1,878< X2tabel = 12,592, hal ini berarti data kinerja guru berdistribusi normal.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah "terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP Negeri se Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe".Dengan kata lain diduga bahwa semakin baik kepemimpinan kepala sekolah, maka kinerja guru pun akan semakin tinggi. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linear sederhana dan analisis korelasi sederhana. Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana antara kepemimpinan kepala sekolah (X) dan kinerja guru (Y), maka diperoleh nilai koefisien regresi (b) adalah sebesar 0,84 dan nilai konstanta sebesar 9,87. Dengan demikian maka bentuk hubungan antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan variabel  kinerja guru dapat ditunjukkan dengan persamaan regresi linear sederhana Y = 9,87 + 0,84 X. Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan atau penurunan satu skor variabel kepemimpinan kepala sekolah, maka akan diikuti oleh kenaikan atau penurunan skor variabel kinerja guru sebesar 0,84 pada konstanta 9,87.

C.  Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam studi korelasional (hubungan), yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah (X) dengan kinerja guru (Y) di SMPN se­Kecamatan Unaaha kabupaten Konawe.
Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP Negeri se-Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe, dalam penelitian ini digunakan angket. Jawaban responden terhadap angket yang diajukan untuk memberi data tentang kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru sebagaimana dalam lampiran 1 dan 2.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif data diketahui bahwa variabel kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori sedang, hal ini berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada responden yaitu kategori tinggi sebanyak 10 orang (16,95 %), kategori sedang sebanyak 36 orang(61,02 %), dan kategori rendah sebanyak 13 orang (22,03%). Sedangakan variabel kinerja guru berada pada kategori sedang, hal ini berdasarkan hasil angket yang diberikan yaitu kategori tinggi sebanyak 10 orang (16,95 %), kategori sedang sebanyak 39 orang (66,10 %), dan kategori rendah sebanyak 10 orang (16,95%).
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kineda guru seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi Y = 9,87+0,84X. Persamaan regresi ini menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan atau penurunan satu skor kepemimpinan kepala sekolah, maka akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan satu skor kinerja guru sebesar 0,84 pada konstanta 9,87.
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru seperti ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar 0,775 dengan determinasi 0,6006 yang berarti bahwa 60,06% peningkatan kinerja guru dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah. Artinya, semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik pula kinerja guru. Dengan demikian tinggi rendahnya kinerja guru sangat berhubungan dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah.
Berdasarkan hasil uji keberartian koefisien korelasi diperoleh nilai thitung sebesar 9,24, sedangkan nilai ttabel sebesar 2,000. Dengan demikian thitung 9,24 > ttabel  2,000, yang berarti terdapat hubungan yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah (X) dengan kinerja guru (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agar kinerja guru dapat meningkat maka kepala sekolah harus dapat menerapkan kepemimpinan yang baik sehingga guru dapat bekerja dengan semangat dan tanggung jawab yang tinggi.
Temuan penelitian ini didukung oleh beberapa ahli antara lain adalah Wahosumidjo (2011: 108-109) yang menyatakan bahwa kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara bertanggung jawab ke arah tercapainya tujuan sekolah (inspiring).
Menurut Nurkholis (2003: 121) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu menggerakkan orang lain agar secara sadar dan sukarela melaksanakan kewajiban secara baik sesuai yang diharapkan pimpinan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.


D. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini telah diupayakan secara optimal dan penuh kehati-hatian dengan mengikuti prosedur penelitian ilmiah agar hasil penelitian yang diperoleh adalah obyektif dan ilmiah. Namur peneliti tetap menyadari akan adanya kekurangan dan keterbatasan-keterbatasan yang antara lain disebabkan oleh Instrumen penelitian dikembangkan sendiri oleh peneliti, dan tidak diuji coba. Penilaian kepemimpian kepala sekolah dan kinerja guru didasarkan pada persepsi responden sehingga unsur-unsur yang sifatnya subyektivitas responden ini tidak tidak dapat dikontrol oleh peneliti.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah (X) dengan kinerja guru (Y) di SMP Negeri se-Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kinerja guru ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Dengan demikian semakin baik kepemimpinan kepala sekolah diterapkan maka semakin tinggi kinerja guru, demikian sebaliknya semakin kurang baik kepemimpinan kepala sekolah diterapkan maka makin rendah kinerja guru.
B. Saran
Penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1.      Kepemimpinan kepala sekolah perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi seperti bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas, pengambilan keputusan, dan menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan guru. Hal ini mengingat temuan dalam penelitian ini adalah signifikan yaitu hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru.
2.      Dalam rangka meningkatkan kineda guru perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan dan hardpan Para guru agar mereka mau bekerja dengan semangat dan tanggung jawab yang tinggi.
3.      Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat menambah variabel-variabel prediktor lainnya yang merupakan faktor-faktor pengaruh terhadap kinerja guru, sehingga pada akhirnya didapatkan sumbangan pemikiran yang lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka, Cipta.
As'ad, Moch. 2001. Seri ilmu manajemen Sumber Daya manusia: Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Daryanto, ME 2001. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.
Effendy, Onong Uchyana. 2002. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Hasibuan, H. Malayu S. P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Herujito, Yayat M. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Bogor: Grasindo Persada.
Indrafachrudi, Soekarto. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif. Bogor: Ghalia Indonesia
Kunandar, 2008. Guru Profesional. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber daya manusia Perusahaan.Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja berbasis kompetensi. Surabaya: Ghalia indonesia.
Moejiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan keorganisasian. Yogyakarta: UII Press.
Mulyana, Dedy. 2001. Komunikasi Organisasi Strategi meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Miftah, Thoha. 2005. Kepemimpinan dalam Manajemen Berta Pendekatan Perilaku. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nawawi, H Hadari. 2004. Administrasi Personel: Untuk Meningkatkan Kualitas Kerja. Jakarta: CV. Haji Mas Agung.
Nurkholis.2003. Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Purwanto, Ngalim. 2002. Administrasi dan Supervise Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rahman, Abdul. 2003. Pengelolaan Pengajaran. Bintang Selatan. Makassar.
Rahman, dkk. 2006. Peron Strategic Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu pendidikan.Jatinangor: Al Qaprint
Riduwan. 2007. Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: alfabeta.
Rivai, Veizal. 2004. Manajemen Sumber Daya manusia Untuk perusahaan dare Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, P. Stephen. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenhalindo.
Sadirman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pesada.
Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Grup.
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Simanjuntak, J.P. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.
Sucipto. 2000. Kompetensi Guru. Bina Aksara. Bandung. Sudjana. 2002. Metode Statistika edisi ke 6. Bandung: Tarsito. Sugiyono.2000. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sulistyani, Ambar teguh dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Suprihatin, MH.dkk. 2004. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran.Yogyakarta: Andi Ofset Ukas, Maman. 2004. Manajemen, Bandung: Agini,
Wahjosumidjo. 20011. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT. Raja Grafmdo Persada.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking