Vrydag 28 Junie 2013

ANALISIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA KOTA KENDARI Oleh : Osfitria




ANALISIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN
PEDAGANG KAKI LIMA KOTA KENDARI
Oleh : Osfitria


ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Berapa rasio keuntungan bersih terhadap penjualan, Berapa rasio pendapatan terhadap pengeluaran rumah tangga. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada pihak yang berkepentingan khususnya pedagang kaki lima yang bergerak di sektor non formal dalam rangka menjalankan usaha mereka secara efisien, sebagai bahan masukan kepada pemerintah, khususnya pada Pemerintah Kota Kendari untuk memberikan kebijakan dalam rangka meningkatkan taraf hidup khususnya pedagang kaki lima dan masyarakat pada umumnya. Penelitian ini di laksanakan  di Kawasan pedagang kaki lima jln. Lawata Kelurahan Tobuuha Kecamatan Puuwatu Kota Kendari, Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Mei – 29 Juli tahun 2012. Populasi terdiri dari 315 pedagang, dari populasi tersebut dipilih 63 pedagang sebagai sampel. Teknik Pengumpulan Data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik Pengolahan Data dilakukan dengan Tabulasi data, Processing data, dan Interpretasi data. Analisis data dilakukan dengan Analisis Pendapatan, Analisis Laba Usaha dan Rasio Pendapatan bersih terhadap Pengeluaran Rumah Tangga.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Rasio keuntungan bersih sebesar 24.91%, Dengan demikian pedagang kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari memperoleh keuntungan dari usaha yang di gelutinya yaitu sebesar 24.91%, Rasio pendapatan terhadap pengeluaran rumah tangga sebesar 1.08%. Dengan demikian pedagang kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari, memperoleh rasio pendapatan sebesar 1.08%, sehingga pendapatan masih lebih besar dari pengeluaran rumah tangga. Dimana masih terdapat sisa pendapatan sebesar 0.08%.

Kata Kunci: Pendapatan, Pengeluaran.


PENDAHULUAN
A.            Latar Belakang
Berdasarkan hasil wawancara bersama dengan pedagang kaki lima pada penelitian awal diperoleh informasi bahwa umumnya pedagang kaki lima sejak didirikan kawasan pedagang kaki lima tahun 2010 para  pedagang kaki lima di kawasan pedagang kaki lima tersebut belum menunjukkan perkembangan usaha yang signifikan, di mana tidak ada perkembangan volume usahanya, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah rendahnya atau kurangnya volume penjualan akibat kurangnya pembeli, hal tersebut sebagaimana beberapa pedagang kaki lima mengeluhkan, sehingga kebanyakan pedagang kaki lima yang berjualan di kawasan pedagang kaki lima tersebut, kembali di tempat mereka berjualan semula di jalan Lawata, atau di pinggir-pinggir jalan. Hal lainnya adalah umumnya para pedagang kaki lima tidak mengetahui ada atau tidaknya laba yang diperoleh dari hasil usahanya, yang dikarenakan para pedagang kaki lima tidak membuat anggaran rumah tangga, sehingga mereka kesulitan untuk menghitung keuntungan dari usaha yang digelutinya.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengangkat judul “Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pedagang Kaki Lima Kota Kendari”.
B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah:
1.         Berapa rasio keuntungan bersih terhadap penjualan?
2.         Berapa rasio pendapatan terhadap pengeluaran rumah tangga?
C.            Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1.         Mengetahui bagaimana rasio keuntungan bersih terhadap penjualan.
2.         Mengetahui bagaimana rasio pendapatan terhadap pengeluaran rumah tangga.



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Ø  Rasio Keuntungan Bersih
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan pedagang untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Sedangkan keuntungan adalah selisih antara hasil penjualan dikurangi dengan biaya-biaya. Rasio keuntungan atau profitability ratios merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas pedagang dalam mendapatkan keuntungan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:
Rasio Keuntungan Bersih=
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 20 dibawah ini:
Tabel 20. Rasio Keuntungan Bersih Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pedagang Kaki Lima Kota Kendari menurut jenis usaha.
No.
Jenis Usaha
Laba Usaha (I)
Hasil Penjualan
Rasio
Keuntungan Bersih (%)
1.
Sembako
1.798.841.27
8.083.809,52
22.25
2.
Pakaian
1.683.619,04
7.587.857,14
22.19
3.
Ikan
2.186.174,6
9.152.142,85
23.89
4.
Sayuran
2.596.222,23
9.695.238,1
26.79
5.
Buah
2.207.174,6
9.388.571,43
23.51
6.
Kuliner
1.333.174,61
4.690.000
28.43
7.
Asesoris
1.249.428,58
4.585.238,1
27.25
8.
Kosmetik
956.841,28
3.076.666,67
31.09
Jumlah
14.011.476,21
56.259.523,81
24.91
         Sumber : Data Primer (diolah), Tahun 2012
Laba usaha yang tertera pada tabel (20) berdasarkan perhitungan pada tabel 15. Berdasarkan tabel tersebut rasio keuntungan bersih masing-masing jenis usaha dan perorangan pada tahun 2012 menunjukkan: Sembako 22.25%, Pakaian 22.19%, Ikan 23.89%, Sayuran 26.79%, Buah 23.51%, Kuliner 28.43%, Asesoris 27.25%, dan Kosmetik 31.09%. Dengan demikian pedagang kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari memperoleh rasio keuntungan bersih dari usaha yang di gelutinya yaitu sebesar 24.91%.
Ø  Rasio Pendapatan Terhadap Pengeluaran Rumah Tangga
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Rasio merupakan alat ukur yang digunakan pedagang untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 21 dibawah ini:
No.
Jenis Usaha
Sampel
Y
C
Rasio
Pendapatan Bersih
(%)
1.
Sembako
8
113.327.000
105.409.500
1.08
2.
Pakaian
7
106.068.000
98.496.800
1.08
3.
Ikan
10
137.729.000
126.406.500
1.09
4.
Sayuran
12
163.562.000
151.304.200
1.08
5.
Buah
9
139.052.000
131.931.500
1.05
6.
Kuliner
6
83.990.000
77.493.500
1.08
7.
Asesoris
6
78.714.000
72.562.500
1.08
8.
Kosmetik
5
60.281.000
54.715.500
1.10
Jumlah
63
882.723.000
818.320.000
8.65
Rata-rata

14.011.476,19
12.989.206,35
1.08
  Sumber : Data Primer (diolah), Tahun 2012
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa pedagang Sembako memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.08% atau pendapatannya 0.8 di atas pengeluaran rumah tangga. Pedagang Pakaian memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.08% atau pendapatannya 0.8 di atas pengeluaran rumah tangga. Pedagang Ikan memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.09% atau pendapatannya 0.9 di atas pengeluaran rumah tangga. Pedagang Sayuran memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.08% atau pendapatannya 0.8 di atas pengeluaran rumah tangga. Pedagang Buah memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.05% atau pendapatannya 0.5 di atas pengeluaran rumah tangga. Pedagang Kuliner memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.08% atau pendapatannya 0.8 di atas pengeluaran rumah tangga. Pedagang Asesoris memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.08% atau pendapatannya 0.8 di atas pengeluaran rumah tangga. Pedagang Kosmetik memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.10% atau pendapatannya 0.10 di atas pengeluaran rumah tangga.
Dengan demikian pedagang kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari, memperoleh rasio pendapatan sebesar 1.08%, sehingga pendapatan masih lebih besar dari pengeluaran rumah tangga. Dimana masih terdapat sisa pendapatan sebesar 0.08%.

KESIMPULAN DAN SARAN
A.          Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.             Rasio keuntungan bersih sebesar 24.91%. Dengan demikian pedagang kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari memperoleh keuntungan dari usaha yang di gelutinya yaitu sebesar 24.91%.
b.            Rasio pendapatan terhadap pengeluaran rumah tangga sebentar 1.08%. Dengan demikian pedagang kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari, memperoleh rasio pendapatan sebesar 1.08%, sehingga pendapatan masih lebih besar dari pengeluaran rumah tangga. Dimana masih terdapat sisa pendapatan sebesar 0.08%.
B.           Saran - Saran
Adapun saran yang bisa saya sampaikan melalui tulisan ini yaitu sebagai berikut:
1.            Bagi pedagang kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari, sekiranya dapat meningkatkan volume penjualan agar dapat meningkatkan pendapatan usaha.
2.            Bagi pihak pemerintah, sekiranya dapat mendukung kegiatan usaha pedagang kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari yang mengakibatkan pasar PKL ramai oleh pembeli, sehingga dapat  meningkatkan pendapatan pedagang kaki lima.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, dan Bambang Supomo., 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.
Adikusumo, Soemita, 2005. Kalkulasi Harga Pokok. Tarsito, Bandung.
Basu Swastha, 2001, Manajeman penjualan, cetakan kelima, Yogyakarta: BFSE
Bps, 2003. Laporan Perekonomian Sulawesi Tenggara, Badan Pusat Statistik. Sultra, Kendari.
……………., 2003. Ukuran Tingkat Pendapatan Sulawesi Tenggara, Badan Pusat Statistik. Sultra, Kendari.
……………., 2003. Klasifikasi Baku Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Indonesia, Badan Pusat Statistik. Sultra, Kendari.
Gilarso, T. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisium.
Jhingan, M.L., 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Terjemahan Guritno. CV. Rajawali Press, Bandung.
Harahap, sofyan syafri, 2001. Anggaran Bisnis; Analisis, Perencanaan dan Pengendalian Laba.
Hartanto, D., 2002. Akuntansi Biaya Perhitungan Harga Pokok Produk (Sistem Biaya Historis). BPFE, Yogyakarta.
………….., 2003. Akuntansi untuk Usahawan. LPFE UI, Jakarta.
Hasibuan, S.P., 2002. Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia. Armico, Bandung.
Hidayat, 1997.Struktur Informal Dalam Stuktur Ekonomi Indonesia. Lembaga Studi Pembangunan, Jakarta.
Komaruddin, 2001. Ensiklopedia Manajemen. Erlangga, Jakarta.
Muljanto, Muis, 2002. Kemiskinan dan Kebutuhan Produk, Yis Press, Jakarta.
Mulyadi, 2001. Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian. BPFE UGM, Yogyakarta.
Mulyadi, 2002. Auditing,  Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta.
Poerwadarminta, W.J.S., 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.
Poli, Wim, 2000. Peralatan – Peralatan Pokok Teori Keynes. LP Unhas, Ujung Pandang.
Ponto. 1991. Seluk Beluk Manajemen Perdagangan. BPFE-UI. Jakarta
Rahardja. P. 2001. Pengantar Teori Ekonomi Mikro Lembaga. Penerbit FEUI. Jakarta.
Riyanto, Bambang. 2000. Dasar–dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada. Yogyakarta.
Rizal. 1993. Struktur Informal dalam struktur Ekonomi Indonesia Dalam profit Indonesia. Lembaga Studi Penbangunan. Jakarta.
Rustiani.F, 1996. Pembangunan Ekonomi Sektor Informal. Liberty. Jakarta
Sadono Sukirno, 1996. Makro Ekonomi Edisi Ke-2. Jakarta. Erlangga.
……………….., 1997. Pengantar Teori Mikro Ekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.          
………………., 2001. Pengantar Teori mikro ekonomi; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
……………….., 2004. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: FEUI
Samuelson, Paul, A., dan Nordhaus, 1986. Ekonomi, Edisi III. Erlangga. Jakarta.
Silas.1992. Tenaga Kerja sektor Informal Dalam Masa Pembangunan di Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Simamora, 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Surabaya: Pustaka Utama.
Sudarmo, Ari, 2000. Pengantar Ekonomi Mikro. BPFE UI. Jakarta.
Sudiyono, 2002. Ekonomi Mikro, Pengantar Analisa Pendapatan Nasional. Liberty. Yogyakarta.
Winardi, 1990. Kamus Ekonomi. Alumni. Bandung
Winardi, 2002. Ilmu Ekonomi. Tarsito, Bandung.
………., 2002. Teori Ekonomi Mikro. Tarsito, Bandung.


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking