ANALISIS
PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN
PEDAGANG
KAKI LIMA KOTA KENDARI
Oleh : Osfitria
ABSTRAK : Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui Berapa rasio keuntungan bersih terhadap penjualan, Berapa rasio
pendapatan terhadap pengeluaran rumah tangga. Manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini adalah sebagai bahan informasi kepada pihak yang berkepentingan khususnya
pedagang kaki lima yang bergerak di sektor non formal dalam rangka menjalankan
usaha mereka secara efisien, sebagai bahan masukan kepada pemerintah, khususnya
pada Pemerintah Kota Kendari untuk memberikan kebijakan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup khususnya pedagang kaki lima dan masyarakat pada
umumnya. Penelitian ini di laksanakan di
Kawasan pedagang kaki lima jln. Lawata
Kelurahan Tobuuha Kecamatan Puuwatu Kota Kendari, Waktu penelitian
dilaksanakan pada tanggal 11 Mei – 29 Juli tahun 2012. Populasi terdiri dari 315 pedagang, dari populasi tersebut dipilih 63
pedagang sebagai sampel. Teknik Pengumpulan Data dilakukan dengan observasi, wawancara
dan dokumentasi. Teknik Pengolahan Data dilakukan dengan Tabulasi data, Processing
data, dan Interpretasi data. Analisis data dilakukan dengan Analisis
Pendapatan, Analisis Laba Usaha dan Rasio Pendapatan bersih terhadap
Pengeluaran Rumah Tangga.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Rasio keuntungan bersih sebesar 24.91%,
Dengan demikian pedagang kaki lima di kawasan
pedagang kaki lima kota Kendari memperoleh keuntungan dari usaha yang di
gelutinya yaitu sebesar 24.91%, Rasio pendapatan terhadap pengeluaran rumah tangga sebesar 1.08%. Dengan demikian pedagang kaki lima di kawasan pedagang
kaki lima kota Kendari, memperoleh rasio pendapatan sebesar 1.08%, sehingga
pendapatan masih lebih besar dari pengeluaran rumah tangga. Dimana masih terdapat sisa
pendapatan sebesar 0.08%.
Kata Kunci:
Pendapatan, Pengeluaran.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan hasil
wawancara bersama dengan pedagang kaki lima pada penelitian awal diperoleh
informasi bahwa umumnya pedagang kaki lima sejak didirikan kawasan pedagang
kaki lima tahun 2010 para pedagang kaki
lima di kawasan pedagang kaki lima tersebut belum menunjukkan perkembangan
usaha yang signifikan, di mana tidak ada perkembangan volume usahanya, salah
satu faktor yang mempengaruhinya adalah rendahnya atau kurangnya volume
penjualan akibat kurangnya pembeli, hal tersebut sebagaimana beberapa pedagang
kaki lima mengeluhkan, sehingga kebanyakan pedagang kaki lima yang berjualan di
kawasan pedagang kaki lima tersebut, kembali di tempat mereka berjualan semula
di jalan Lawata, atau di pinggir-pinggir jalan. Hal lainnya adalah umumnya para
pedagang kaki lima tidak mengetahui ada atau tidaknya laba yang diperoleh dari
hasil usahanya, yang dikarenakan para pedagang kaki lima tidak membuat anggaran
rumah tangga, sehingga mereka kesulitan untuk menghitung keuntungan dari usaha
yang digelutinya.
Berdasarkan
latar belakang di atas penulis mengangkat judul “Analisis Pendapatan dan
Pengeluaran Rumah Tangga Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pedagang Kaki Lima Kota
Kendari”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian
ini adalah:
1.
Berapa rasio keuntungan bersih terhadap penjualan?
2.
Berapa rasio pendapatan terhadap pengeluaran rumah
tangga?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui bagaimana rasio keuntungan bersih terhadap
penjualan.
2.
Mengetahui bagaimana rasio pendapatan terhadap
pengeluaran rumah tangga.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Ø Rasio Keuntungan
Bersih
Rasio
merupakan alat ukur yang digunakan pedagang untuk menganalisis laporan
keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Sedangkan keuntungan adalah selisih
antara hasil penjualan dikurangi dengan biaya-biaya. Rasio keuntungan atau profitability
ratios merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas pedagang
dalam mendapatkan keuntungan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui
dengan rumus sebagai berikut:
Rasio
Keuntungan Bersih=
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 20
dibawah ini:
Tabel 20. Rasio Keuntungan Bersih Pedagang Kaki Lima di Kawasan
Pedagang Kaki Lima Kota Kendari menurut jenis usaha.
No.
|
Jenis Usaha
|
Laba Usaha (I)
|
Hasil Penjualan
|
Rasio
Keuntungan Bersih (%)
|
1.
|
Sembako
|
1.798.841.27
|
8.083.809,52
|
22.25
|
2.
|
Pakaian
|
1.683.619,04
|
7.587.857,14
|
22.19
|
3.
|
Ikan
|
2.186.174,6
|
9.152.142,85
|
23.89
|
4.
|
Sayuran
|
2.596.222,23
|
9.695.238,1
|
26.79
|
5.
|
Buah
|
2.207.174,6
|
9.388.571,43
|
23.51
|
6.
|
Kuliner
|
1.333.174,61
|
4.690.000
|
28.43
|
7.
|
Asesoris
|
1.249.428,58
|
4.585.238,1
|
27.25
|
8.
|
Kosmetik
|
956.841,28
|
3.076.666,67
|
31.09
|
Jumlah
|
14.011.476,21
|
56.259.523,81
|
24.91
|
Sumber : Data Primer (diolah), Tahun
2012
Laba usaha yang tertera pada tabel (20)
berdasarkan perhitungan pada tabel 15. Berdasarkan tabel tersebut rasio
keuntungan bersih masing-masing jenis usaha dan perorangan pada tahun 2012 menunjukkan:
Sembako 22.25%, Pakaian 22.19%, Ikan 23.89%, Sayuran 26.79%, Buah 23.51%,
Kuliner 28.43%, Asesoris 27.25%, dan Kosmetik 31.09%. Dengan demikian pedagang
kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari memperoleh rasio
keuntungan bersih dari usaha yang di gelutinya yaitu sebesar 24.91%.
Ø Rasio Pendapatan
Terhadap Pengeluaran Rumah Tangga
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Rasio merupakan alat
ukur yang digunakan pedagang untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui dengan
rumus sebagai berikut:
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 21
dibawah ini:
No.
|
Jenis Usaha
|
Sampel
|
Y
|
C
|
Rasio
Pendapatan Bersih
(%)
|
1.
|
Sembako
|
8
|
113.327.000
|
105.409.500
|
1.08
|
2.
|
Pakaian
|
7
|
106.068.000
|
98.496.800
|
1.08
|
3.
|
Ikan
|
10
|
137.729.000
|
126.406.500
|
1.09
|
4.
|
Sayuran
|
12
|
163.562.000
|
151.304.200
|
1.08
|
5.
|
Buah
|
9
|
139.052.000
|
131.931.500
|
1.05
|
6.
|
Kuliner
|
6
|
83.990.000
|
77.493.500
|
1.08
|
7.
|
Asesoris
|
6
|
78.714.000
|
72.562.500
|
1.08
|
8.
|
Kosmetik
|
5
|
60.281.000
|
54.715.500
|
1.10
|
Jumlah
|
63
|
882.723.000
|
818.320.000
|
8.65
|
|
Rata-rata
|
14.011.476,19
|
12.989.206,35
|
1.08
|
Sumber : Data Primer (diolah), Tahun
2012
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa pedagang Sembako memperoleh
rasio pendapatan bersih sebesar 1.08% atau pendapatannya 0.8 di atas pengeluaran rumah tangga. Pedagang
Pakaian memperoleh rasio pendapatan
bersih sebesar 1.08% atau
pendapatannya 0.8 di atas pengeluaran rumah tangga. Pedagang Ikan
memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.09% atau pendapatannya 0.9 di atas
pengeluaran rumah tangga. Pedagang Sayuran memperoleh
rasio pendapatan bersih sebesar 1.08% atau pendapatannya 0.8 di atas pengeluaran rumah tangga. Pedagang Buah memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.05% atau pendapatannya 0.5 di atas
pengeluaran rumah tangga. Pedagang Kuliner memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.08% atau pendapatannya 0.8 di atas
pengeluaran rumah tangga. Pedagang Asesoris memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.08% atau pendapatannya 0.8 di atas
pengeluaran rumah tangga. Pedagang Kosmetik memperoleh rasio pendapatan bersih sebesar 1.10% atau pendapatannya 0.10 di atas
pengeluaran rumah tangga.
Dengan demikian pedagang kaki lima di kawasan
pedagang kaki lima kota Kendari, memperoleh rasio pendapatan sebesar 1.08%,
sehingga pendapatan masih lebih besar dari pengeluaran rumah tangga. Dimana
masih terdapat sisa pendapatan sebesar 0.08%.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.
Rasio keuntungan bersih sebesar 24.91%. Dengan demikian pedagang kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari memperoleh keuntungan dari usaha yang di gelutinya yaitu sebesar 24.91%.
b.
Rasio pendapatan
terhadap pengeluaran rumah tangga sebentar 1.08%. Dengan demikian pedagang
kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari, memperoleh rasio
pendapatan sebesar 1.08%, sehingga pendapatan masih lebih besar dari
pengeluaran rumah tangga. Dimana masih terdapat sisa pendapatan sebesar 0.08%.
B.
Saran - Saran
Adapun
saran yang bisa saya sampaikan melalui tulisan ini yaitu sebagai berikut:
1.
Bagi pedagang
kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari, sekiranya dapat meningkatkan
volume penjualan agar dapat meningkatkan pendapatan usaha.
2.
Bagi pihak pemerintah, sekiranya dapat mendukung kegiatan usaha pedagang kaki lima di kawasan pedagang kaki lima kota Kendari yang
mengakibatkan pasar PKL ramai oleh pembeli,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan pedagang kaki lima.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Halim, dan Bambang Supomo., 2001. Akuntansi
Manajemen, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.
Adikusumo, Soemita, 2005. Kalkulasi
Harga Pokok. Tarsito, Bandung.
Basu
Swastha, 2001, Manajeman penjualan,
cetakan kelima, Yogyakarta: BFSE
Bps, 2003. Laporan Perekonomian Sulawesi Tenggara, Badan Pusat Statistik.
Sultra, Kendari.
……………., 2003. Ukuran Tingkat Pendapatan Sulawesi Tenggara, Badan Pusat Statistik.
Sultra, Kendari.
……………., 2003. Klasifikasi Baku Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Indonesia, Badan
Pusat Statistik. Sultra, Kendari.
Gilarso, T. 2002. Pengantar Ilmu
Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisium.
Jhingan, M.L., 2003. Ekonomi
Pembangunan dan Perencanaan. Terjemahan Guritno. CV. Rajawali Press,
Bandung.
Harahap, sofyan syafri, 2001. Anggaran Bisnis; Analisis, Perencanaan dan
Pengendalian Laba.
Hartanto, D., 2002. Akuntansi
Biaya Perhitungan Harga Pokok Produk (Sistem Biaya Historis). BPFE, Yogyakarta.
………….., 2003. Akuntansi untuk
Usahawan. LPFE UI, Jakarta.
Hasibuan, S.P., 2002. Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian
Indonesia. Armico, Bandung.
Hidayat,
1997.Struktur Informal Dalam Stuktur
Ekonomi Indonesia. Lembaga Studi Pembangunan, Jakarta.
Komaruddin,
2001. Ensiklopedia Manajemen. Erlangga, Jakarta.
Muljanto, Muis, 2002. Kemiskinan
dan Kebutuhan Produk, Yis Press, Jakarta.
Mulyadi, 2001. Akuntansi Biaya
Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian. BPFE UGM, Yogyakarta.
Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat,
Jakarta.
Poerwadarminta, W.J.S., 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka, Jakarta.
Poli, Wim, 2000. Peralatan –
Peralatan Pokok Teori Keynes. LP Unhas,
Ujung Pandang.
Ponto. 1991. Seluk Beluk Manajemen Perdagangan. BPFE-UI. Jakarta
Rahardja.
P. 2001. Pengantar Teori Ekonomi Mikro Lembaga. Penerbit FEUI. Jakarta.
Riyanto, Bambang. 2000. Dasar–dasar
Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada. Yogyakarta.
Rizal.
1993. Struktur Informal dalam struktur
Ekonomi Indonesia Dalam profit Indonesia. Lembaga Studi Penbangunan.
Jakarta.
Rustiani.F, 1996. Pembangunan Ekonomi Sektor Informal. Liberty. Jakarta
Sadono Sukirno, 1996. Makro Ekonomi Edisi Ke-2. Jakarta. Erlangga.
………………..,
1997. Pengantar Teori Mikro Ekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
……………….,
2001. Pengantar Teori mikro ekonomi; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
………………..,
2004. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: FEUI
Samuelson, Paul, A., dan Nordhaus,
1986. Ekonomi, Edisi III. Erlangga.
Jakarta.
Silas.1992.
Tenaga Kerja sektor Informal Dalam Masa
Pembangunan di Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Simamora,
2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen,
Surabaya: Pustaka Utama.
Sudarmo, Ari, 2000. Pengantar
Ekonomi Mikro. BPFE UI. Jakarta.
Sudiyono, 2002. Ekonomi Mikro,
Pengantar Analisa Pendapatan Nasional. Liberty. Yogyakarta.
Winardi,
1990. Kamus Ekonomi. Alumni. Bandung
Winardi,
2002. Ilmu Ekonomi. Tarsito, Bandung.
……….,
2002. Teori Ekonomi Mikro. Tarsito, Bandung.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking