Woensdag 08 Mei 2013

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENGANGGURAN DI DESA ONDOKE KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA Oleh : Wa Santi




FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENGANGGURAN DI DESA ONDOKE KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA
Oleh : Wa Santi



 


Abstract : Problem of this study is what factors that cause jobless in Ondoke Village of Sawerigadi Subdistrict of Muna District. This study aimed to determine several factors that case of jobless in Ondoke Village of Sawerigadi Subdistrict of Muna District. Technique of data collection were done by: 1. Interview which conducted directly to the respondents are guided with fill out a questionnaire items to have accurate data, 2. Documentation is to collect the available data from technical organization in Ondoke Village of Sawerigadi Subdistrict of Muna District. The amounts of population were 126 respondents. Sampling refers to a statement that if the subject is less than a hundred, it be better if took it all. So, this is called population study. And, if the subject is larger, then it took 20 – 25% or more. Thus, the samples of this study were 32 respondents.  Analysis tool used in this study was the collected data would be analyzed descriptively qualitative. Result of this study concludes that the case of jobless in Ondoke Village of Sawerigadi Subdistrict of Muna District is feudalism trait that the work as civil servant is the work has highest prestige value in society view. So, most of the people have strong interest to be civil servant; but there was less motivation to work in another area due to their strong interesting to be civil servant. Less of work motivation is caused with most respondents have low interesting to work in another areas; they just hope to be civil servant although they must spend higher cost. It is due to the reason that other work areas beside civil servant do not give a guarantee in the old time. Another reason is there was a limited skill, which most of the jobless just graduate from Senior High School that have limited skill.

PENDAHULUAN
Pengangguran yang terjadi di Indonesia, diantara disebabkan tiga faktor; pertama, jumlah pencari kerja lebih besar dari pada jumlah kesempatan kerja yang tersedia; kedua, kesenjangan antara kualitas pencari kerja dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh pasar kerja; dan ketiga, terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena alasan efisiensi dan kebangkrutan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama dan kedua merupakan faktor dominan yang menyebabkan pengangguran (Susanti, 1995:26).
Berdasarkan hasil Survey Ekonomi Nasional BPS tahun 2011 Sulawesi Tenggara memiliki jumlah penduduk 1.959.414 jiwa. Berdasarkan jumlah tersebut, sebanyak 1.485.531 jiwa berada pada usia kerja, dimana 615.784 jiwa atau sekitar 41,45% dari jumlah usia kerja ini tidak termasuk dalam angkatan kerja, dengan demikian terdapat 869.747 jiwa atau sekitar 58,55% dari usia kerja merupakan angkatan kerja. Selanjutnya dari 869.747 jiwa angkatan kerja, terdapat 112.546 atau 12,94% dari jumlah angkatan kerja adalah pengangguran. Sedangkan sebanyak 757.201 atau 87,06% dari jumlah agkatan kerja telah diserap berbagai sektor lapangan kerja (BPS Sultra, 2011:71).
Berdasarkan data tersebut diatas menunjukan bahwa angka pengangguran di Sulawesi Tenggara masih relatif besar sehingga memerlukan penanganan yang sungguh-sungguh agar tidak berimplikasi pada berbagai aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat.Di Kabupaten Muna pada tahun 2011 jumlah penduduknya sebanyak 493.428 jiwa. Berdasarkan jumlah tersebut, sebanyak 166.807 jiwa atau 33,81% bukan usia kerja dan sebanyak 326.624 jiwa atau 66,19% adalah penduduk dengan usia kerja. Selanjutnya, dari penduduk usia kerja tersebut, sebanyak 166.154 jiwa atau 50,81% bukan termasuk angkatan kerja dan 160.470 jiwa atau 49,13% merupakan angkatan kerja. Kemudian dari angkatan kerja, sebanyak 151.435 jiwa atau 93,37% sudah bekerja dan 9.035 atau 5,63% tergolong pengangguran (BPS Sultra 2011 : 77).
Desa Ondoke merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kabupaten Muna profinsi Sulawesi Tenggara dengan jumlah penduduk 1016 jiwa, dimana berdasarkan jumlah tersebut, terdapat 691 jiwa atau 68,01% penduduk berada pada usia angkatan kerja. Berdasarkan usia angkatan kerja tersebut terdapat 569 jiwa atau 81,76% telah bekerja dan masih ada 126 jiwa atau 22,14% yang belum mendaparkan pekerjaan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa di Desa Ondoke memiliki potensi untuk membuka usaha jasa angkutan (transportasi dasar), perdagangan dan industri -industri rumah tangga serta jenis usaha lainnya yang mampu menyerap tenaga kerja di desa tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dilakukan pengkajian lebih mendalam mengenai faktor penyebab terjadinya pengangguran di desa Ondoke Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna.
            Masalah dalam penelitian in adalah factor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya pengangguran di Desa Ondoke Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pengangguran di Desa Ondoke Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna.
 Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi pemerintah di Desa Ondoke Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna dalam pembuatan kebijakan khususnya dalam penganggulangan pengangguran,dan bagi masyarakat dalam merubah pandangan hidup,prinsip dan gaya hidup dalam mencegah terjadinya masalah social khususnya pengangguran.
Menurut Payaman Simanjutak menyatakan bahwa, tenaga kerja (man power) adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang melaksanakan kegiatan lain  separti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurutnya di tentukan oleh umur /usia.
Tenga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, yaitu usia 15-65 tahun. Berdasarkan UU No 13. Tahun 2003, tenaga kerjaadalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat (Simanjutak,2001: 37).
Angkatan kerja ( labour Force)adalah bagian penduduk yang mampu dan bersedia melakukan pekerjaan. Arti dari mampu adalah mampu secara fisik dan jasmani, kemampuan mental dan secra yuridis mampu serta tidak kehilangan kebebasan untuk memilih dan melakukan pekrjaan secara bersedia secara aktuf dan pasif melakukan dan mencari pekerjaan (Sumarsono,2009).
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15-64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA, Mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya karena sesuatu hal yang tidak atau belum membutuhkan pekerjaan (Sonny Harry, 2005 : 7).
International Labour Organization mendefenisikan bahwa pengangguran adalah seseorang yang termasuk penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja dan bersedia menerima pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan (BPS Sultra, 2007: 7). Selain itu menurut Manning dan Effendi, (2001: 60) Pengangguran adalah seseorang yang telah mencapai usia tertentu dan tidak memiliki pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan agar memperoleh upah atau keuntungan.
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1.      Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2.      Setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3.   Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini cukup banyak karena memang belum mempunyai pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.    Pengangguaran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b.   Pengangguran struktural (structural unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh pengangguran struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti : permintaan berkurang, kemajuan dan penggunaan teknologi serta kebijakan pemerintah
c.       Penggangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d.      Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam kemusim panen.
e.       Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
f.       Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat the man).
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (volumtary unemployment) dan pengangguran dukalara (involumtary unemployment). Pengangguran sukarela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karena ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran dukalara adalah pengangguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja (BPS Sultra, 2007 : 5-12).
Menurut Nanga (2001: 18), faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah sebagai berikut :
1.Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia.
2.Struktur lapangan kerja tidak seimbang.
3.Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang.  Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran tidak akan terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagaian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi tenaga kerja yang tersedia.
4.      Meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja wanita.
5.      Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang.
Menurut Sudrajat (2006 : 6-8) menyebutkan beberapa faktor penyebab terjadinya pengangguran, yakni : 1. Warisan sifat feodalisme, 2. Tidak ada motivasi untuk bekerja, 3. Lapangan kerja yang tersedia memerluka keterampilan khusus, 4. Pertumbuhan ekonomi, 5. Menemui jalan buntu dalam mencari pekerjaan.
Menurut Syani (2001 : 121) menyatakan bahwa pengangguran dianggap sebagai masalah sosial karena dapat menimbulkan berbagai masalah seperti kejahatan, pemerkosaan, pemborosan dan sebagainya. Dengan kata lain pengangguran menimbulkan keresahan-keresahan, baik keresahan yang dirasakan pengangguran itu.
Dalam mengatasi terjadinya dampak pengangguran di Indonesia dilakukan melalui penanganan secara preventif (pencegahan) dan represif.Penaganan secara preventif dilakukan guna mencegah terjadinya pengangguran secara besar-besaran.Sedangkan penangan secara represif ditujukan untuk memberikan tindakan tegas baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat. Tindakan-tindakan tersebut secara selangsung memberikan yang berati dalam mengatasi dampak terjadinya pengangguran di Indonesia (Soesilo R;2001:14).

METODE PENELITIAN
A.    Tempat dan WaktuPenelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Ondoke Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna.Adapun waktu  penelitian ini dilaksanankan bulan Oktober hingga november 2012.
B.     Jenis dan sumber data
1.      Jenis penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu memberikan gambaran secara rinci berdasarkan fenomena yang ada di lapangan tentang penyebab faktor-faktor penyebab terjadinya pengangguran di Desa Ondoke
2.      Sumber data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data promer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari pengangguran di desa ondoke berdasarkan wawancara sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi tekhnik lingkup pemerintah desa.
C.    Informan Penelitian
 Subjek penelitiannya berjumlah 6 orang yang terdiri dari 1 orang kepala desa dan 5 orang pengangguran dari masing-masing jenis pengangguaran, yakni 1 orang pengangguran terselubung; 1 orang pengagguran terbuka; 1 orang pengagguran struktual; 1 orang pengaguran musiman; dan 1 orang dari setengah mengaggur. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang jelas dari masing-masing jenis pengangguran yang ada di Desa Ondoke.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang di perlukan dalam penelitian ini di gunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
1.      Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data yang berupa data sekunder guna mendukung penelitian melalui penelaah buku-buku referensi dan sumber-sumber tertulis lainya yang relevan dengan tujuan dari penelitian ini.
2.      Penelitian lapangan yaitu melakukan penelitian secara langsung di lapangan dengan menggunakan teknik:
a.       Observasi
Teknik ini di gunakan untuk melengkapi data yang masih belum terjaring melalui penggunaan teknik angket dan wawancara. Observasi di lakukan dengan cara mengamati langsung informan mengenai kondisi sosial mereka.
b.      Wawancara (interview)
Wawancara yaitu mengadakan wawancara langsung dengan para informan dan sumber informan yang dilakukan secara terbuka menggunakan daftar pedoman wawancara yang di harapkan dapat memberikan informasi sesuai, khususnya mengenai pengangguran di desa Ondoke Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna.
E.     Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian diolah secara manual yang tersaji  dalam bentuk tabel dan presentase, kemudian di analisis dan di interpretasikan secara kualitatif dalam rangka menjawab permasalahan penelitian ini.
F.     Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini, maka dikemukakan defenisi operasional sebagai berikut :
1.      Pengangguran adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan
2.      Faktor penyebab terjadinya pengangguran adalah faktor yang dapat menyebabkan seseorang menganggur yang terdiri dari : 1) sifat feodalisme yang tertanam kuat dari dalam diri individu; 2) kurangnya motivasi untuk bekerja; 3) keterbatasan keahlian dan keterampilan; dan 4) keterbatasan lapangan kerja.
3.      Upaya yang dilakukan dalam mengatasi faktor penyebab terjadinya pengangguran adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengatasi penyebab pengangguran yang ditimbulkan oleh adanya pengangguran di Desa Ondoke yang terdiri dari upaya yang bersifat preventif (pencegahan), upaya yang bersifat represif dan upaya yang bersifat kuratif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Wilayah desa ondoke memiliki 472 Ha terbagi atas dua dusun yaitu dusun 1 dan dusun II.Selain itu juga desa Ondoke yang terletak di daratan Muna mempunyai iklim tropis, mengenal dua musim yaitu musim hujan dan musim panas. Musim hujan biasanya terjadi pada bulan desember sampai dengan maret, bersamaan dengan bertiupnya angin barat. Sedangkan musim panas biasanya terjadi pada bulan mei sampai oktober, bersamaan dengan bertiupnya angin Timur. Disaat pergantian antara musim hujan dan musim panas selalu diselingi musim pancaropba yang terjadi pada bulan April dan November.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2011 Jumlah penduduk Desa Ondoke sebanyak 1019 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 481 jiwa dan perempuan sebanyak 538 jiwa dengan jumlah 254 KK.Dilihat dari suku bangsa yang mendiami Desa Ondoke mayoritas adalah suku Muna yakni 98% sisanya dari suku Jawa, Buton, dan  yang pada umumnya adalah pendatang.
Penyebab terjadinya pengangguran
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala Desa Ondoke pada tanggal 19 september 2012 di Desa Ondoke, peneliti menanyakan tentang apa yang menyebabkan terjadinya pengangguran Di Desa Ondoke sehingga terus meningkat di setiap tahunya, beliau mengatakan bahwa
Keterbatasan kantor-kantor pemerintah dalam menyerap para pencari kerja yang jumlahnya demikian banyak dan terus meningkat dari tahun-ketahun serta pada akhirnya bermuara pada semakin bertambahnya jumlah pengangguran. Keinginan yang kuat untuk bekerja pada kantor-kantor milik pemerintah maupun swasta sebagai pegawai negeri maupun karyawan tetap menjadikan para pencari kerja di Desa Ondoke sebagai pengangguran karena terbatasnya daya serap tenaga kerja pada kantor instansi pemerintah maupun swasta. Keadaan ini semakin diperpara dengan sikap apatis yang muncul dalam diri individu tersebut. Keinginan mereka yang demikian kuat untuk menjadi pegawai negeri membuat mereka bersikap masa bodoh (apatis) untuk mencari peluang kerja pada sektor-sektor lainnya
            Untuk mengetahui lebih jelasnya peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang sarjana yang menganggur Siti Jaya S.Pd. dia mengatakan bahwa
harapan besar saya setelah sarjana adalah menjadi Pegawai Negeri Sipil di instansi pemerintah dalam hal ini diangkat menjadi guru tetap atau  PNS karna kalau hanya menharapkan honor di sekolah kantor-kantor pemerintah itu tidak sebanding dengan ongkos transportasi saya di setiap harinya
Peneliti juga menanyakan kepada salah seorang pengangguran mengapa anda tidak bekerja “Ld Faeda wawancara 20 september 2012”
saya tidak berusaha mencari pekerjaan karna orang tua saya masih mampu menanggung semua kebutuhan saya termasuk kebutuhan istri dan anak saya
peneliti juga menanyakan apa yang anda lakukan selama menganggur kepada “Samlin 22 september 2012 ia menyatakan bahwa
selama beberapa tahun terakhir ini saya banyak menghabiskan waktu untuk bermain judi dengan teman-teman. Karena saya tidak mempunyai pekerjaan, maka modal untuk menyambung hidup biasanya saya peroleh dengan cara meminta pada saudara saya yang telah berkeluarga atau mengambil barang berharga milik orang tua lalu saya jual
            Peneliti juga menanyakan mengapa anda tidak melanjutkan sekolah dengan salah seorang pengangguran tamatan SMP wawancara dengan La Ifu, dia menyatakan bahwa
Saya sebenarnya ingin lanjut di SMA namun Faktor ekonomi dan jauhnya jarak sekolah yang membuat saya tidak sekolah kejenjang selanjutnya sehingga saya tidak memiliki keahlian ataupun keterampilan
Peneliti juga menanyakan kepada Kepala Desa Ondoke tentang bagaimana dampaknya terhadap masyarakat sekitar dengan banyaknya pengangguran yang ada di Desa ini beliau menytakan bahwa:
dengan semakin banyaknya jumlah pengangguran yang ada di Desa ondoke, secara langsung akan berdampak buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat penyebab yang ditimbulkan dari adanya pengangguran yang paling utama dan sering terjadi di Masyarakat adalah timbulnya kerawanan social baik terjadinya mabuk-mabukan, pencurian serta kejahatan lainnya yang meresahkan masyarakat
Pembahasan
Dalam sub bab ini akan membahas tentang faktor dan usaha penanggulangan pengangguran  yang ada di Desa Ondoke Kecamatan Sawerigadi Kabupten Muna hal ini sesuai dengan cuplikan hasil wawancara dengan kepada Kepala Desa Ondoke tentang bagaimana dengan penyediaan lapangan kerja yang ada di desa ini beliau juga mengatakan bahwa:
Selama ini Depnakertrans sudah menyebarkan informasi dan mendorong kearah wirausaha melalui pertemuan di kantor desa dengan masyarakat di Desa Ondoke. Pada umumnya, 54-60 persen sektor informal mampu menampung pencari kerja, sebagai usaha mandiri professional, tenaga kerja terdidik, lalu masalah pengembangan penerapan teknologi tepat guna, maupun pola-pola pemberian kredit bank namun tidak begitu di indahkan dengan sebahagian pengangguran karna terbatasnya modal yang mereka miliki.
Pengangguran yang terjadi di Desa Ondoke memberikan dampak bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.Dampak bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang sering terjadi adalah tindakan-tindakan mereka yang meresahkan masyarakat seperti alkohol, perjudian, perkelahian dan lain-lain.
Untuk mengatasi dampak  sosial pengangguran tersebut merupakan kewajiban kita bersama, meskipun diakui bahwa dampak sosial pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks disebabkan oleh beberapa faktor penyebab itu sendiri, sehingga upaya penanggulanganya pun memerlukan berbagai macam usaha yang meliputi:
Usahapreventifyang di maksud adalah penanggulangan dampak pengangguran yang bersifat pencegahan.Tindakan yang dilakukan oleh pihak berwajib sebelum penyimpangan sosial terjadi agar suatu tindak pelanggaran dapat diredam atau dicegah pengendalian yang bersifat preventif umunya dilakukan dengan cara melalui bimbingan, pengarahan dan ajakan. Hal ini dilakukan dengan beberapa upaya kepada warga masyarakat pada umunya yang meliputi:
a.       Sifat Feodalisme yang Kuat
Sifat feodalisme masyarakat yang beranggapan bahwa bekerja sebagai pegawai negeri sipil adalah lebih baik dibandingkan dengan pekerjaan lainya. Untuk hal tersebut pemerintah desa melakukan pendekatan secara personal kepada para pengangguran melalui bimbingan dan pengarahan, dimana para pengangguran diberikan pola pikir dan pandangan yang lebih luas lagi mengenai jenis-jenis pekerjaan yang bias memenuhi kebutuhan mereka Bimbingan dan pengarahan dilakukan dalam bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan instansi terkait lainya. Selain itu dilakukan pembinaan kesadaran beragam di masyarakat.
b.      Kurangnya Motivasi Untuk Bekerja
Kurangnya motivasi masyarakat khususnya para pengangguran untuk bekerja berhubungan dengan sifat feodalisme para pengangguran yang beranggapan bahwa pekerjaan yang paling baik adalah menjadi pegawai negeri.Hal ini mengakibatkan dorongan untuk mencari pekerjaan bagi para pengangguran sangat kecil.
c.       Keterbatasan Keahlian dan Keterampilan
Pelatihan-pelatihan keterampilan yang di peruntukan bagi para pengangguran meliputi pelatihan-pelatihan keahlian, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta seperti pelatihan komputer, elektronika,dan pertukangan serta peternakan. Hal tersebut sudah sering dilakukan untuk nmemberikan pengetahuan keahlian tambahan bagi masyarakat desa khususnya bagi para pengangguran.Namun dari beberapa kegiatan pelatihan tersebut tidak dikembangkan dengan begitu baik oleh para peserta pelatihan, hal ini di sebabkan karena keterbatasan modal sehingga tidak ada tindak lanjut dari kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Desa Ondoke 19 september 2012 yang menytakan bahwa:
Kegiatan pelatihan yang dilakukan Desa Ondoke dengan mengirimkan beberapa warga masyarakat usia angkatan kerja untuk mengikuti pelatihan, baik melalui Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di kota Kendari maupun melalui yayasan-yayasan yang diperuntukan bagi masyarakat yang berminat menjadi TKI sehingga mereka termotivasi untuk menggeluti suatu bidang usaha.Namun kenyataan yang ada bahwa keahlian yang pernah diperolehnya tersebut tidak dimanfaatkan dengan maksimal untuk dijadikan sebagai mata pencaharian mereka

Berdasarkan hasil wawancara  di atas menunjukan bahwa kegiatan pelatihan di Desa Ondoke sudah sering dilakukan, baik oleh pemerintah melalui Balai Latihan Kerja maupun oleh swasta melalui yayasan-yayasan pencari kerja. Keterampuilan yang diperoleh dari kegiatan pelatihan tersebut meliputi keterampilan komputer, elektronika maupun keterampilan pertungakangan.Namun sejauh ini, keahlian tersebut tidak dimanfaatkan denagn baik bagi masyarakat di Desa Ondoke khususnya para pencari kerja.
d.      Keterbatasan Lapangan Kerja
Upayan yang dilakukan pemerintah desa dalam mengatasi keterbatasan lapangan kerja bagi para pengangguran yakni dengan melakukan kerja sama dengan beberapa industri untuk membuka cabang perusahaanya di Desa Ondoke sehingga tenaga kerja atau para pengangguran terserap sebagai tenaga kerja di industry tersebut. Selain itu meningkatkan pengembangan sektor perikanan dan pertanian sehingga industri yang bergerak dalam bidang perikanan dan pertanian dapat mendirikan perusahaanya di Desa tersebut.
1.      Usaha Penanggulangan yang Bersifat Represif
Usaha penanggulangan yang bersifat represif adalah suatu tindakan aktif yang dilakukan pihak berwajib pada saat penyimpangan sosial terjadi agar penyimpangan yang sedang terjadi dapat dihentikan. Kerjasama dengan aparat kepolisian serta untuk saling melakukan koordinasi terutama bila ada dugaan akan atau terjadi suatu kejahatan dalam rangka menciptakan kehidupan aman dan tentram. Hal ini sesuain Hasil wawancara dengan Kepala Desa Ondoke 19 september 2012 beliau mengatakan bahwa:
Upaya penanggulangan yang bersifat represif dilakukan dengan cara kerjasama pemerintah desa dengan aparat kepolisian setempat untuk saling melakukan pengawasan dan koordinasi terutama bila ada dugaan akan atau terjadi suatu kejahatan dalam menciptakan kehidupan yang aman dan tentram dalam masyarakat desa
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukan bahwa telah dilakukan kerjasama antara pemerintah desa dengan aparat kepolisian yang ada di kecamatan Sawerigadi. Terhadap mereka yang telah terbukti melakukan kejahatan,di berikan imbalan atau sanksi kepada pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku.
 Untuk lebih jelasnya peneliti melakukan wawancara dengan Ld Ghohi 20 September 2012 dia menyatakan bahwa:
Seringkali kami melakukan kriminalitas itu seperti mabuk-mabukan dipinggir jalan, mencuri ayam masyarakat main judi, samapi-sampai kadang terjadi pertengkaran bahkan tawuran antar dusun sehingga meresahkan kehidupan social dimasyarakat samapi Kepala Desa memberkan hukuman bahkan kadang sampai di laporkan di kepolisian.
                                                  
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa perlunnya diberikan sanksi atau imbalan kepada pelaku kejahatan sesuai dengan hukum yang berlaku, dimana melalui  pemberian hukuman tersebut diharapkan akan berdampak kepada pengambilan tingkat kesadaran mereka dan menerima hukuman dengan hati terbuka.

PENUTUP
Kesimpulan
 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat di simpulkan bahwa yang menyebabkan terjadinya pengangguran di Desa Ondoke adalah sifat feodalisme yang berakar dari suatu anggapan bahwa pekerjaan sebagai pegawai negeri adalah pekerjaan yang memiliki nilai prestise yang sangat tinggi di mata mayarakat, dimana sebagian besar masyarakat memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi pegawai negeri. Walaupun warga Desa Ondoke yang telah menyelesaikan studi SI di universitas, harapan setelah kembali di desa mereka juga tetap menjadi pengangguran karena mereka hanya semata-mata mengharapkan pegawai negeri sipil dan tidak banyak menaruh harapan pada sektor lain karena adanya anggapan yang muncul bahwa PNS memiliki nilai prestise tinggi dalam masyarakat.
Disisi lain yang  menyebabkan terjadinya peningkatan pengangguran di Desa Ondoke, yakni rendahnya tatanan berpikir masyarakat dalam melahirkan ide-ide baru, rendahnya motivasi kerja, melemahnya keterampilan yang dimilki oleh para penganggur, dan rendahnyan perputaran uang atau pertumbuhan ekonomi. Dengan mengandalkan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pekerjaan utama, maka setiap individu atau para penganggur merasa malas untuk membuka lapangan kerja lain yang dapat menunjang ekonomi mereka seperti, perbengkelan, indutri kecil, dan atau yang dikenal dengan Home Industry, ketika mereka terlibat dalam pekerjaan yang seperti ini reruntama bagi mereka yang lulusan dari perguruan tinggi, maka mereka beranggapan bahwa martabat atau harga diri mereka menjadi hilang atau lebih rendah bila dibandikan dengan mereka yang berprofesi sebagai PNS di mata masyarakat.

A.      SARAN
a.       Diharapkan kepada warga Desa Ondoke agar menghilangkan sikap feodalisme yang dimilki dan kembali menumbuhkan motivasi kerja serta tidak mengharapkan bekerja hanya sebagai PNS karena paradigma tersebut adalah paradigma klasik.
b.      Diharapkan kepada pemerintah sekiranya menyiapkan lapangan pekerjaan yang memadai bagi para pencari kerja.


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking