PENGGUNAAN METODE SIMULASI DALAM MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI
KELAS X-1 SMA NEGERI 1 KONTUNAGA
Oleh : Jahludin Basri
Abstrak : Masalah dalam penetian ini dirumuskan sebagai
berikut: “Apakah dengan menggunakan metode Simulasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Kontunaga?”
Penelitian
yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian adalah
siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Kontunaga tahun ajaran 2010-2011 sebanyak 20 siswa,
yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.
Hasil
belajar Ekonomi siswa pada pokok bahasan uang dan bank di SMA Negeri 1
Kontunaga dapat ditingkatkan melalui penerapan metode simulasi. Hal ini dapat
dilihat dari hasil evaluasi siklus I yakni siswa yang berada pada rentang nilai
0-59 sebanyak 10 orang dari 20 siswa tau 50%, sedangkan siswa yang berada pada
rentang nilai 60-100 sebanyak 10 oarang atau 50%, dan mengalami peningkatan
lagi pada siklus II yakni siswa yang berada pada rentang nilai 0-69 sebanyak 4
orang atau 20%, sedangkan siswa yang berada pada rentang nilai 70-100 sebanyak
16 orang atau 80%. Dengan persentase peningkatan dari siklus I kesiklus
IIsebesar 30%. Dengan demikian penelitian telah mencapai standar ketuntasan
minimal yaitu 80% siswa mendapat nilai > 70 dengan rata-rata nilai
hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 67,5 sedangkan rata-rata hasil
evaluasi siklus II sebesar 74 dengan persentase peningkatan sebesar 6,5%.
Persentase
aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus I, pertemuan I sebesar 72,05% dan
pada pertemuan kedua sebesar 80,88%. Persentase aktivitas guru pada pertemuan
pertama siklus II sebesar 88,23 dan pada pertemuan kedua sebesar 92,64%.
Persentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus I sebesar 73,08% dan
pada pertemuan kedua sebesar 80,77%. Persentase aktifitas siswa pada pertemuan
pertama siklus II sebesar 88,46% dan pada pertemuan kedua sebesar 92,33%.
Kata Kunci : Metode
Simulasi, Hasil Belajar Ekonomi
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu pendidikan
merupakan sasaran pokok pembangunan pendidikan. Upaya peningkatan mutu
pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik
pada aspek kemampuan, maupun kepribadian dan rasa tanggung jawab sebagai warga
Negara. Oleh karena itu, segala sarana dan prasarana terus ditingkatkan untuk
memacu mutu pendidikan, diantaranya pemanfaatan tenaga pendidikan, pengadaan
buku, dan penyempurnaan kurikulum.
Guru memegang peranan penting dalam
upaya perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran. Hal ini penting kerena
peranan guru dalam pembelajaran sangat menentukan untuk menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas di sekolah. Karena peranannya yang sangat penting
ini, maka dalam rangka inovasi pembelajaran perlu sekali guru menyusun,
mengembangkan, dan meningkatkan gaya dan metode pembelajaran agar mampu
melahirkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kelas,
sebagai salah satu solusi terhadap masalah yang dihadapi siswa.
Salah satu upaya meningkatkan hasil
belajar adalah kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan
melakukan upaya-upaya inovatif terhadap
model-model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam proses pelaksanaan
pembelajaran. Guru sebagai motivator dituntut untuk mampu mengembangkan atau
menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar agar pelajaran tersebut dapat dicerna
dengan baik oleh siswa. Demikian pula sebagai fasilitator, guru harus
senantiasa memfalitasi siswa dengan berbagai median untuk memudahkan siswa
dalam memahami pelajaran dan juga dapat menarik minat siswa untuk belajar.
Untuk mengatasi hal ini, guru
diharapkan dapat mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat memotivasi
dan mengaktifkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas sehingga
dapat meningkatkan hasil belajarsiswa. Salah satu alternatif model pembelajaran
yang timbul dari kegiatan pembelajaran ekonomi yaitu model pembelajaran dengan
metode simulasi.
Permasalahan
penelitian ini adalah bahwa berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah penerapan pembelajaran metode simulasi dapat meningkatkan
hasil aktivitas siswa kelas X-1 pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1
Kontunaga?
2.
Apakah penerapan pembelajaran metode simulasi dapat meningkatkan
aktifitas mengajar guru kelas X-1 pada mata pelajaran ekonomi materi pokok uang
dan bank di SMA Negeri 1 Kontunaga?
3.
Apakah penerapan metode simulasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas X-1 pada mata pelajaran Ekonomi materi pokok uang dan bank di SMA
Negeri 1 Kontunaga?
Tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk meningkatkan hasil aktivitas siswa dengan metode simulasi pada mata
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Kontunaga kelas X-1
2. Dengan penerapan metode simulasi dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru pada mata
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Kontunaga kelas X-1
3. Denmgan penerapan metode simulasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi materi uang dan bank di SMA 1 Kontunaga kelas X-1
Manfaat
penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa :
dapat menambah keterampilan belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya
2. Bagi guru :
untuk dapat menerapkan pembelajaran metode simulasi sehingga dapat
mengembangkan keterampilan mengajar dalam proses pembelajaran.
3. Bagi sekolah :
dengan hadirnya pembelajaran metode simulasi yang melibatkan siswa secara aktif
dan menjadi bahan masukan dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran di
sekolah.
Proses pembelajaran merupakan suatu system
yang terdiri dari atas beberapa komponen yang saling berinteraksi (interpenden)
dalam mencapai tujuan (Usman 2000: 135). Proses pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung suatu rangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam mencapai
tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar terdapat adanya satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dan siswa yang belajar,
antara dua kegiatan ini terdapat interaksi yang saling menunjang (Usman 2001:
4).
Menurut
Hamalik (2004:
27), guru dalam PBM merupakan seseorang yang memimpin dan
mengarahkan kegiatan belajar siswanya. Termasuk dalam hal ini adalah dalam
memilih metode yang cocok untuk membelajarkan siswanya pada suatu materi
tertentu. Menurut Sudjana (2000: 76) metode
mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan
siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Agar proses pembelajarn dapat terlaksana dengan baik dan mencapai
sasaran, maka salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah
menentukan cara mengajarkan bahan pelajaran kepada siswa dengan memperhatikan
tingkat kelas, umur dan lingkungannya tanpa mengabaikan faktor-faktor lain.
Banyak metode yang digunakan dalam mengajar. Untuk memilih metode-metode mana
yang tepat digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran, terlebih dahulu
penulis akan menyebutkan macam-macam metode pembelajaran.
Menurut
Sudjana (2004: 19) metode-metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu: Metode
ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemberian tugas dan resitasi, kerja kelompok,
demontrasi dan eksperimen, sosio drama, problem solving, system regu, latihan,
karyawisata, survey masyarakat dan simulasi.
Hasil belajar diukur dengan berbagai cara misalnya, proses bekerja hasil
karya, penampilan, rekaman, dan tes (Depdiknas: 2002). Sumadinata (2004:
102-103) mengemukakan bahwa hasil belajar atau “ochievement” merupakan
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang. Menurut Brigs dalam Ibrahim (2005: 32) bahwa hasil belajar
adalah kecakapan dalam hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar dan
dinyatakan dengan angka-angka yang diukur dengan tes hasil belajar.
Menurut Sudjana (2000: 89) simulasi
berasal dari kata simulate yang berarti berpura-pura atau berbuat seolah-olah.
Kata simulation berarti tiruan atau perbuatan yang berpura-pura, dengan
demikian simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk
menjelaskan sesuatu (materi pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat
pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi yang dilakukan seolah-olah
dalam keadaan yang sebenarnya.
Menurut Pusat
Bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah satu metode pelatihan yang
memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan
yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan
peragaan memakai model statistic atau pemeran.
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya
yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.
Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar
kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena
empiric ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat
merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil
manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik. Pembahasan manajemen difokuskan
pada fungsi manajemen badan usaha dalam kaitannya dengan perekonomian nasional.
Pembahasan fungsi manajemen juga mencakup pengembangan badan usaha termaksuk
koperasi (Depdiknas, 2003: 1)
METODOLOGI
PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research) dengan menggunakan metode simulasi. penelitian tindakan kelas ini
berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi riil sekarang kearah kondisi yang
diharapkan (improvemen oriented). Penelitian tindakan dilakukan untuk meningkatkan
hasil belajar pada siswa kelas X-1 di SMA Negeri 1 Kontunaga mata pelajaran
ekonomi melalui model pembelajaran dengan menggunakan metedo simulasi
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 april 2011 sampai selesai
di kelas X-1 SMAN 1 Kontunaga tahun pelajaran 2010/2011 mata pelajaran
Ekonomi materi pokok uang dan bank. Penelitian ini disetting dalam 2 siklus
apabila sudah berhasil tidak akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Penelitian tindakan kelas dalam
bentuk pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode simulasi diawali dengan
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action),
mengobsevasi dan mengevaluasi tindakan (observation dan evaluation)
serta refleksi (reflection), selanjutnya sampai pada upaya pebaikan
sehingga peningkatan pemahaman siswa pada materi ekonomi diharapkan tercapai
secara skematis
Data penelitian ini
adalah data primer yang diusahakan/didapatkan oleh peneliti melalui pengumpulan
data dengan menggunakan metode pengumpulan data penelitian observasi dan tes. Responden
adalah orang yang menjadi sumber data atau responden adalah guru dan siswa
sebagai subjek penelitian.
Data
dan teknik pengumpulan data yaitu :
a. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru. Data utama yang
diperlukan adalah hasil belajar siswa.
b. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
c. Pengambilan data dilakukan melalui pemberian tes.
Menurut Memes
(dalam Muhammad Rustam, 2010:53) untuk mengetahui tingkat penguasaan atau
ketuntasan belajar, menggunakan rumus sebagai berikut:
1.
Mengukur persentase ketuntasan belajar.
% ketuntasan belajar
2.
Analisis Data Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa
Data
hasil pengamat aktivitas guru dan siswa melalui lember observasi di olah secara
manual kemudian, dianalisis secara deskriptif dalam bentuk table persentase.
Indikator keberhasilan dalam penelitian
ini ada 2 (dua) macam yaitu:
1.
Skenario Pembelajaran dikatakan terlaksana dengan
baik apabila 90% skenario pembelajaran terlaksana dengan sempurna.
2.
Siswa-siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini
dikatakan memahami konsep ekonomi materi uang dan bank yang diajarkan apabila
minimal 70 (ketentuan dari sekolah)
HASIL PENELITIAN
Hasil belajar
Ekonomi siswa pada pokok bahasan uang dan bank di SMA Negeri 1 Kontunaga dapat
ditingkatkan melalui penerapan metode simulasi. Hal ini dapat dilihat dari
hasil evaluasi siklus I yakni siswa yang berada pada rentang nilai 0-59
sebanyak 10 orang dari 20 siswa tau 50%, sedangkan siswa yang berada pada
rentang nilai 60-100 sebanyak 10 oarang atau 50%, dan mengalami peningkatan
lagi pada siklus II yakni siswa yang berada pada rentang nilai 0-69 sebanyak 4
orang atau 20%, sedangkan siswa yang berada pada rentang nilai 70-100 sebanyak
16 orang atau 80%. Dengan persentase peningkatan dari siklus I kesiklus
IIsebesar 30%. Dengan demikian penelitian telah mencapai standar ketuntasan
minimal yaitu 80% siswa mendapat nilai > 70 dengan rata-rata nilai
hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 67,5 sedangkan rata-rata hasil
evaluasi siklus II sebesar 74 dengan persentase peningkatan sebesar 6,5%.
Persentase aktivitas guru pada
pertemuan pertama siklus I, pertemuan I sebesar 72,05% dan pada pertemuan kedua
sebesar 80,88%. Persentase aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus II
sebesar 88,23 dan pada pertemuan kedua sebesar 92,64%. Persentase aktivitas
siswa pada pertemuan pertama siklus I sebesar 73,08% dan pada pertemuan kedua
sebesar 80,77%. Persentase aktifitas siswa pada pertemuan pertama siklus II
sebesar 88,46% dan pada pertemuan kedua sebesar 92,33%.
PEMBAHASAN
Berdasarkan kenyataan di atas bahwa telah
dilakukan metode simulasi ternyata hasil tes tindakan siklus I belum memenuhi
standar ketuntasan belajar baik secara perorangan maupun secara klasikal.
Sehingga penelitian ini dilakukan pada siklus berikunya yakni sklus II. Pada
pelaksanaan tindakan siklus II lebih meniti beratkan pada hasil observasi siklu
I dimana segala kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I harus diperbaiki
pada siklus II yang tentunya sesuai dengan refleksi antara guru kolaborasi dan
peneliti.
Hasil observasi pada tindakan siklus II,
guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran semakin baik, kekurangan dan
kelemahan yang ada pada siklus I sudah dapat diperbaiki. Guru sudah melakukan
apersepsi sebelum kegiatan inti pembelajaran, guru melatih perwakilan dari tiap
kelompok untuk melakukan simulasi kepada teman-temannya.
Berdasarkan hasil refleksi guru dan
peneliti selama proses pembelajaran siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan RPP,
tindakan berjalan dengan baik, karena guru mampu melaksanakan dengan baik
langkah pembelajaran RPP
b. Siswa antusias dalam melakukan kegiatan simulasi
c. Siswa mampu memahami materi pelajaran berdasarkan
pembelajaran dengan metode simulasi hasil-hasil tersebut maka pembelajaran
proses siklus
d. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup
maksimal dengan nilai rata-rata secara klasikal 74 atau sebesar 80%.
Hal
tersebut relevan dengan baik hasil yang dilakukan pada siklus II, siswa
meperoleh nilai > 70 sebanyak 16 orang atau 80% dengan nilai
rata-rata 74. Karena keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai, yakni
80% siswa telah mencapai > 70 (sesuai dengan ketetapan sekolah) dan
materi pelajaran telah selesai diajarkan maka penelitian ini dihentikan sampai
pada tindakan siklus II. Pelaksanaan pembelajaran sudah dikatakan berhasil ini
berarti berarti bahwa hipotesis tindakan telah terjawab yaitu hasil belajar
siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Kontunaga pada mata pelajaran ekonomi dapat
ditingkatkan melalui metode simulasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil analis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui
metode simulasi pada mata pelajaran ekonomi materi pokok uang dan bank dikelas
X-1 SMA Negeri 1 Kontunaga dapat ditingkatkan. Hal ini dapat diketahui dengan
adanya kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran, melakukan simulasi
serta menyelesaikan masalah yang terdapat dalam pembelajaran dengan menerapkan
metode simulasi, selain itu terjadi peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus
yaitu siklus I sebesar 50% dengan rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 67,5%
dan pada siklus II meningkat menjadi 80% dengan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa sebesar 74. Dengan demikian kedua indikator kinerja dalam penelitian
tindakan kelas ini berhasil tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Alam,
S. 2007. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas
XII. Jakarta : ESII
Anitah, Sri, W, dkk. (2007)
Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Aqib,
Zaenal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru. Bandung : Yrama Widya
Arikunto,
Suharsimi, dkk. 2005. Penetilian Tidakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Departemen
Pendidikan Nasional 2003 kurikilum 2004: Standar kompetensi Mata Pelajaran
Ekonomi sekolah menengah atas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Hamalik,
Oemar. 2001. Proses belajar mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hamid,
Edy Suandy, 2000. Perekonomian Indonesia.
Yogyakarta : UII Press
Ibrahim,
M., 2000, pembabelajaran kooperatif. Surabaya: Universitas negeri
surabaya
Manullang,
M. 1986. Pengantar Ekonomi Perusahaan.
Yogyakarta : Erlangga
Munib,
Achmad, dll.2004. Pengantar Ilmu
Pendidikan. Semarang : UPT MKK
Natawidjaja.
Rochman dan L.J. Moleoang. 1985. Psikologi
Pendidikan untuk SPG. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurlaila.
2010. Penggunaan Metode Demontrasi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Perubahan Benda Mata Pelajaran IPA Kelas V di SD Negeri
Poasaa. Kendari: Unhalu.
Paneo,
Herman. 2004. Pengaruh umpan Balik Formatif dan Kepribadian Siswa Terhadap Hasil
Belajar Matematika. Jakarta: Desertasi
Samuelson.
Paul A. 2003. Ekonomi SMA Buku I. Tiga Serangkai:Surabaya.
Sanjaya,
Wina. 2005. Pembelajaran dalam
Impelementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana Prenala
Media Grup
Slameto.
2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta
Sitio,
Arifin dan Haloman Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktek. Jakarta :
Erlangga
Sudirman.
2000. Interaksi dan Motivasi Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali
Sudjana,
N. 2000. Penilaian Proses Hasil Balajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya
Sukmadinata,
N. S., 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sukamdiyo,
Ign.1996.Managemen Ekonomi. Jakarta :
Erlangga
Supriyatno,
R.A. 1993. Manajemen Strategi dan
Kebijakan Bisnis, Yogyakarta : BPFE
Syaefudin, Udin., Syamsuddin, Abin.
(2005) Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Tim
Pelatih Proyek PG3M. 1999. Penelitian
Tindakan Kelas (Class Room Action Research). Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Usman,
Moh. Uzer dan Lilis Setyawan, 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Winkel.
1991. Bimbingan dan Konseling dan
Insititut Pendidikan. Jakarta : Grasindo
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking