PERBANDINGAN
HASIL BELAJAR ANTARA SISWA YANG DI AJAR DENGAN MODEL PAKEM DAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
(Studi
Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kusambi)
Oleh: Wa Maape
ABSTRAK: Permasalahan
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada perbedaan hasil
belajar ekonomi antara siswa yang diajar dengan Model PAKEM dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada
siswa kelas X SMA Negeri 1 Kusambi?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang diajar model PAKEM dan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kusambi
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 1 Kusambi yang terdaftar pada semester
genap tahun ajaran 2012/2013. Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan cara
random sampling diambil sampel
sebanyak 2 kelas yaitu siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen yang
menggunakan model PAKEM dan siswa kelas X4 sebagai kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD). Metode pengumpulan data
pada penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan
homogenitas data hasil tes dari kedua kelompok tersebut diperoleh bahwa data
kedua sampel normal dan homogen. Pengujian hipotesis digunakan uji t, dari
hasil perhitungan diperoleh =
4,36 sedangkan nilai =
1,67 Oleh karena itu,
> maka Ho ditolak dan hipotesis diterima. Jadi
hasil belajar ekonomi siswa yang diajar dengan model PAKEM lebih tinggi dengan nilai rata-rata 81,42 daripada
siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dengan rata-rata 73,87.
Diharapkan guru bidang studi khususnya
mata pelajaran ekonomi dapat menjadikan model pembelajaran PAKEM dan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut sebagai salah satu alternative dalam
proses pembelajaran..
PENDAHULUAN
Penelitian untuk mengetahui model pembelajaran yang
paling efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa sangat diperlukan. Hal
ini disebabkan karena kebiasaan yang dilakukan sebagian guru dalam menerapkan
suatu model pembelajaran tanpa mempertimbangkan pengaruhnya terhadap
peningkatan hasil belajar siswa, namun hanya mengutamakan ketuntasan materi
semata. Selain itu untuk menerapkan model pembelajaran terbaru memerlukan waktu
yang cukup, sehingga sebagian guru hanya menerapkan model pembelajaran yang
dapat menyelesaikan materi pelajaran dalam waktu yang relatif singkat seperti
model pembelajaran ceramah dan tanya jawab, sehingga hasil belajar yang
diperoleh siswa tidak maksimal.
Uraian di atas sebagaimana terjadi pada siswa SMA Negeri 1 Kusambi. Berdasarkan hasil observasi penulis dengan guru mata
pelajaran ekonomi diperoleh informasi bahwa dalam menerapkan suatu model
pembelajaran tanpa dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui
efektifitasnya, namun hanya berdasarkan perkiraan semata, hal ini disebabkan
karena adanya keterbatasan waktu. Sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa
tidak maksimal. Selain itu hasil belajar yang diperoleh beberapa orang siswa
tidak mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil observasi tersebut menunjukkan
hasil belajar
ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Kusambi
mencapai rata-rata
68 sedangkan nilai KKM mata pelajaran tersebut 70 sedangkan
nilai KKM berdasarkan kurikulum KTSP
adalah 75.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Perbandingan
Hasil Belajar Ekonomi Siswa Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Team Achievement
Divisions(STAD) Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kusamb
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang diajar melalui model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM) dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions(STAD)?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi yang diajar melalui model aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) dan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD)
pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kusambi
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu
(a) Bagi siswa kelas X SMA Negeri 1 Kusambi, dapat membantu untuk mempermudah siswa dalam memahami
materi yang diajarkan;
(b) Bagi guru, dapat menerapkan model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan demi meningkatkan hasil belajar; (c)
Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan peneliti dalam
bidang pendidikan khususnya yang berkaitan penerapan berbagai model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan; (d) Dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau pembanding bagi
peneliti lain yang relevan.
Secara umum istilah “model” diartikan
sebagai kerangka konseptual yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur
materi pembelajaran dan memberis petunjuk kepada pengajar dikelas dalam
pengajaran (Dahlan, 1984: 21). Istilah model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau
metode tertentu yaitu: 1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh
penciptanya; 2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai; 3) tingkah laku mengajar
yang diperlukan agar model tersbeut dapat dilaksanakan secara berhasil; 4)
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai
(Ismail, 2002: 1).
Menurut
Prof. Dr. Dasim Budimansyah (2010: 70) PAKEM terdapat empat pilar utama yaitu :
Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Sedangkan huruf “P” merupakan
pembelajaran yang didefinisikan sebagai pengorganisasian atau penciptaan
atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan
terjadinya belajar pada peserta didik.
Dave
Meier (2002 : 36) memberikan pengertian menyenangkan atau fun sebagai suasana
belajar dalam keadaan gembira. Ciri-ciri suasana belajar yang menyenangkan dan
tidak menyenangkan adalah sebagai berikut :
1.
Ciri suasana yang belajar yang menyenangkan
yaitu Rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat belajar, adanya
keterlibatan penuh, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan
gembira, konsentrasi tinggi
2.
Ciri suasana yang tidak menyenangkan
yaitu tertekan, terasaan terancam, perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya, tidak
bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan.
Menurut
Prof. Dr. Budiamansyah, Dkk (2010 : 152 – 153) dalam proses belajar
mengajar dengan pendekatan PAKEM, pendidik perlu menerapkan
langkah-langkah tersebut agar apa yang
dilakukan siswa sesuai dengn tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Bahkan tujuan
pembelajaran pun dapat dibahas bersama
dengan siswa , agasejak awal siswa merasakan bahwa proses pembelajaran
itu memang untuk kepentingannya sendiri, bukan hanya sekedar untuk mengikuti keinginan gurunya. Ada
perubahan mendasar dalam roses belajar mengajar sesuai dengan tuntutan
kurikulum baru, yaitu: (a) kegiatan belajar mengajar yang lebih berpusat pada
peserta didik, (b) menciptakan kreatifitas, (c)
menciptakan kondisi yang menyenangkan, (d) menyediakan pengalaman
belajar yang beragam seperti gambar, studi kasus, narasumber dan lingkungan.
Jika
dengan menggunakan diskusi kelompok dalam kegiatan pembelajaran, maka
langkah-langkah yang dilakukan guru antara lan sebagai berikut :
a.
Guru
membagi peserta didik dalam kelompok kecil dengan anggota tidak lebih dari lima
orang siswa.
b.
Guru
memberikan tugas atau permasalahan yang
jelas yang akan dikerjakan atau dipecahkan bersama.
c.
Guru
memberikan arahan kepada siswa untuk
mengamati atau memecahkan permasalahan yang di berikan secara berkelompok.
d.
Setiap
kelompok mendiskusikan jawaban mengenai permasalahan tersebut
e.
Guru
tidak lupa memberikan dasar etika yang dipelukan agar diskusi kelompok tersebut
dapat berjalan lancar.
f.
Sesuai
dengan waktu yang disepakati guru meminta kepada setiap kelompok untuk
melaporkan hasil diskusinya
g.
Guru
memberikan penguatan kepada setiap kelompok setelah selesai melaporkan hasil
diskusinya.
h.
Guru
memberikan evaluasi.
Rachmadiarti
(2003: 13) menyatakan bahwa pada Student
Team Achievement Divisions (STAD) siswa dalam satu kelas tertentu dibagi
menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen,
terdiri dari laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan
tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau
perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan
kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui
tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Setiap dua minggu
siswa diberi kuis. Kuis itu diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan.
Menurut Agus Suprijono (2011: 133-134),
langkah-langkah pada model pembelajaran STAD yaitu (a) Membentuk kelompok yang anggotanya =
4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan
lain-lain); (b) Guru menyajikan pelajaran; (c) Guru memberi tugas pada kelompok
untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti
dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti; (d) Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu; (e) Memberi evaluasi; (f) Kesimpulan.
Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Menurut Sofyan (1985: 19) menyatakan
bahwa belajar bukan sekedar mencatat, tidak pula sekedar menghafal.Walaupun
belajar itu kita perlu mencoba mencatat, bahkan dalam hal-hal tertentu perlu
pula menghafal.
Nurkancana (5005: 28) hasil belajar diartikan sebagai hasil yang diperoleh dari belajar yang
dapat berupa pengetahuan, keterampilan atau dapat pula berupa perubahan
sikap.Selanjutnya menurut Sudijono (2003: 17) bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari segala pekerjaan
yang berhasil dan menunjukkan hasil kecakapan manusia setelah melalui tes hasil
belajar.
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang begitu banyak, bervariasi dan
berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan
produksi, konsumsi dan distribusi.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani Junal (2011) dengan judul
perbandingan hasil belajar IPS yang di ajar dengan model pembelajaran PAKEM
dengan model pembelajaran model pembelajaran konvensional ( studi eksperimen
pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sampara
Kabupaten Konawe). Dengan rumusan masalah “Apakah ada perbedaan hasil belajar
IPS antara siswa yang diajar dengan menggunakan model PAKEM dengan siswa yang
diajar dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran konvensional..
Model PAKEM (pembelajarn aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan) memungkinkan guru meberikan perhatian kepada
siswa serta terjadinya hubungan yang akrab antara guru dengan siswa maupun
antar siswa dengan siswa. Seiring adanya
lebih mudah belajar dari temannya sendiri
ada pula yang lebih mudah belajar karena harus memberikan pelajaran atau
melatih temannya sendiri. Selain hal ini
pembelajaran kontekstual secara umum tidak hanya menenkankan pada
pencapaian akademik, tetapi juga mengembangkan keterampilan social dari
berbagai keragaman sosial. Oleh karena itu pembelajaran PAKEM cocok dikembangkan
lagi pada saat ini khususnya dilingkungan pendidikan, sebab secara dini
mengajarkan kepada siswa untuk saling bekerja sama, meningkatkan keterampilan
hidup, gotong royong dan sikap tenggang rasa, mebangun persahabatan dan
lain-lain.
Penelitian
untuk mengetahui model pembelajaran yang paling efektif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa sangat diperlukan. Hal ini disebabkan karena kebiasaan yang
dilakukan sebagian guru dalam menerapkan suatu model pembelajaran tanpa
mempertimbangkan pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa, namun
hanya mengutamakan ketuntasan materi semata. Selain itu untuk menerapkan model
pembelajaran terbaru memerlukan waktu yang cukup, sehingga sebagian guru hanya
menerapkan model pembelajaran yang dapat menyelesaikan materi pelajaran dalam
waktu yang relative singkat
Berdasarkan uraian kerangka berpikir
diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan model PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan) dibandingkan hasil belajar
ekonomi siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) ada
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan model
PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) dengan
hasil belajar ekonomi siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran
STAD (Student Teams Achievement Division) studi experiment pada kelas X SMA Negeri 1
kusambi Kabupaten Muna.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini telah di laksanakan pada tanggal 14 Januari sampai dengan 11 Februari 2013
di SMA Negeri 1 Kusambi Kabupaten Muna tahun ajaran 2012/2013. Waktu penelitian
berlangsung pada semester genap.
Variabel dan Desain Penelitian
Variabel
dalam penelitian ini adalah terdiri dari; (a) variabel terikat (dependen) yaitu
hasil belajar dan, (b) variabel bebas (Independen) yaitu model PAKEM
(Pembelajaran Aktir, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) sebagai variabel
perlakuan dan model pembelajaran kooperaf tipe STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai variabel control
Adapun desain penelitian ini adalah desain pascates dua
kelompok acak seperti tampak pada
tabel dibawah ini :
Rancangan penelitian pascates dua kelompok
acak :
Kelompok
|
Perlakuan
|
Post – test
|
E
|
X1
|
Y1
|
K
|
X2
|
Y2
|
Keterangan
:
E = Variabel exsperimen
K = Variabel control
X1 = Perlakuan (Treatmen) memberikan kepada siswa dengan model
PAKEM
X2
= Perlakuan (Treatmen)
memberikan kepada siswa dengan model
pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement
Division).
Y1 = Tes pada
pembelajaran ekonomi setelah memberikan perlakuan
Y2 =
Tes akhir pada pembelajaran ekonomi tanpa memberikan
perlakuan
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kusambi tahun
pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 138 orang
yang terbagi dalam 4 kelas yaitu kelas X1 dengan jumlah siswa 36 orang, kelas X2
34 orang, kelas X3 33 orang, dan kelas X4 35 orang. Untuk
lebih jelasnya lihat tabel 3.2 berikut.
Guna
memperoleh sampel yang dianggap presentatif maka pemilihan sampel dilakukan
dengan cara random sampling dan hasilnya adalah kelas
X1 sebagai kelas control dan
kelas X4 sebagai kelas eksperimen. Teknik ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa kedua kelas sampel memiliki rata-rata kemampuan relatif sama
jika dibandingkan denan kelas X1. Sehingga
sampel penelitian dari kelas X SMAN 1
Kusambi tahun pelajaran 2012/2013 yaitu sebanyak 70 siswa. Kelas X1 sebagai
kelas eksperimen dengan jumlah 34 orang dan kelas X4 berjumlah 35
orang.
Prodesur Penelitian
Dalam
penelitian ini terdapat tiga tahap penelitian yaitu : (a) Menyusun persiapan
mengajar RPP, LKS yang disesuaikan dengan materi pokok yang diajarkan dan
disusun sesuai dengan model PAKEM dengan model pembelajaran kooratif tipe STAD
(Student Teams Achievement Division). Penyiapan
alat, bahan, dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk mendukung proses KBM;
(b) kegiatan yang dilaksanakan adalam mengajar pada kelas X1 dengan
menggunakan model PAKEM dan pada kelas X4 menggunakan model
pembelajaran STAD (Student Teams Achievement
Division; (c) tahap pengumpulan data dengan menggunakan tes hasil belajar
pada mata pelajaran ekonomim siswa kelas X1 dan siswa kelas X4.
Instrumen Penelitian
1.
Definisi konsep yaitu hasil belajar
dalam penelitian ini adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang. Maka hasil belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh
seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
2.
Definisi operasional yaitu hasil
belajar dalam penelitian ini adalah total skor yang diperoleh setiap responden dalam
menjawab teshasil belajar, yang di ukur dengan materi pokok permintaan,
penawaran dan harga keseimbangan.
3.
Kisi-kisi yaitu prosedur yang hendak
ditempuh agar suatu tes hasil belajar mampu mencerminkan domain ini secara
komprehensif adalah dengan menyusun
kisi-kisi.
Teknik Analisis Data penelitian
. Dalam mengumpulkan data peneliti
menggunakan pilihan ganda. Selanjutnya
diambil nilai belajar siswa dari
kedua kelompok sampel, kemudian diolah dengan menggunakan beberapa metode
pengolahan data yakni berupa uji standar deviasi, median,
modus, pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda ( Uji- t)
komparatif dua sampel.
Hipotesis Statistik
Hipotesis
statistic dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
HO
: = artinya tidak terdapat perbedaan hasil belajar
ekonomi siswa yang diajar dengan menggunakan model PAKEM (pembelajaran aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan) dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Teams Achievement Division)
pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Kusambi Kabupaten Muna.
2.
: > artinya hasil belajar ekonomi siswa yang
diajar dengan menggunakan model PAKEM (pembelajaran aktif, krearif, efektif dan
menyenangkan) lebih tinggi disbanding dengan siswa yang diajar menggunakan
nodel pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada
siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Kusambi Kabupaten Muna.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data
Hasil Penelitian
Pembelajaran yang dilakukan pada kelas
eksperimen adalah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM yaitu singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
menyenangkan.
Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan sebanyak 7 (tujuh) kali pertemuan,
dan pertemuan ke delapan diselenggarakan tes ulangan harian. Dan masing-masing
pertemuan tersebut diberikan tes kemampuan siswa yang mencakup materi
pembelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
pada lampiran 8 bahwa kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
PAKEM terdapat 35 orang siswa yang memiliki nilai rata-rata 81,42, median 81, 35, modus 81,1, varians 63,56, standar deviasi 7,98. Dengan nilai tertinggi
97dan nilai terendah 68.
Deskripsi hasil
belajar siswa kelas control
Pembelajaran
yang dilakukan pada kelas control yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang
yang merupakan campuran menurut kemampuan akademik, tingkat kinerja dan jenis
kelamin. Pembelajaran pada kelas control dilakukan
sebanyak 7 (tujuh) kali pertemuan, dan pertemuan ke delapan diselenggarakan tes
ulangan harian. Dan
masing-masing pertemuan tersebut diberikan tes kemampuan siswa yang mencakup
materi pembelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Berdasarkan
hasil analisis yang terlihat pada lampiran 9 bahwa kelas yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) terdapat 35 orang siswa yang memiliki nilai
rata-rata 73,87, median 73, 5, modus 72,9,
varians 40,42, standar deviasi
6,35. Dengan nilai tertinggi 88dan nilai terendah 63
Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol
Hasil
penelitian ini adalah hasil eksperimen untuk memperoleh data dengan teknik tes
setelah dilakukan suatu pembelajaran berbeda antara kelompok kesperimen yaitu
kelompok yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM ( pembelajaran
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) dan kelompok control yaitu kelompok yang yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran koperatif tipe STAD. Variable yang diteliti
adalah hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kusambi Kabupaten
Muna setelah mengikuti proses pembelajaran 7 kali pertemuan dan pertemuan
kedelapan diselenggarakan ulangan harian. Dan masing-masing pertemuan tersebut
diberikan tes kemampuan siswa yang mencankup materi pembelajaran yang telah
dipelajari pada masing-masing pertemuan
itu dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar siswa kelas eksperimen yaitu kelas yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan) dengan kelas kontorol yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Dimana nilai rata-rata hasil elajar
eksperimen 81,43, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar kelas control adalah
73,87.
Pengujian
Hipotesi
Pengujian hipotesis terdiri dari :
1.
Uji Persyaratan Analisis yaitu uji normalitas data
kedua sampel yaitu normalitas data kelas eksperimen dan normalitas data kelas
control
2.
Uji Homogenitas
3.
Uji Hipotesis
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif
menunjukkan bahwa nilai hasil belajar yang diperoleh siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) lebih tinggi dari
hasil belajar siswa yang diajar dengan menngunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement
Divisions (STAD). Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan statistik
deskriptif yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh
siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran pembelajaran aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM)yakni sebesar 81,43 lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) yakni sebesar 73,87.
Selain itu berdasarkan hasil uji
hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAKEM) dengan
hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions
(STAD). Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang menunjukkan
bahwa nilai t-hitung (4,36) > t-tabel (1,67), hal ini
berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD). Uraian di atas menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran pembelajaran
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM) lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Student
Team Achievement Divisions (STAD).
Uraian
di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan (PAKEM) lebih
tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD). Hal ini disebabkan karena pada model PAKEM
siswa lebih mendomonasi dan mewarnai pembelajaran dengan suasana belajar yang
menyenangkan, rileks, bersemangat dan adanya keterlibatan penuh sehingga
membangkitkan minat belajar siswa. Pada para peneliti khususnya observasi pada
kelas pada saat dilakukannya proses pembelajaran, pada diri siswa tampak
terlihat tidak adanya semangat untuk belajar, merasa jenuh dan bosan. Situasi
ini didukung dengn kondisi infrstruktur yang kurang memadai seperti buku-buku
literature yang kurang, beberapa kursi yang rusak dan tidak adanya aliran
lisrtik pada kelas, juga ruangan kelas yang kurang menarik seperti tidak adanya
gambar-gambar pada dinding kelas yang biasa memberikan motivasi belajar pada siswa.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi yang
signifikan antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM dengan siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kusambi Kabupatem Muna. Dimana siswa yang diajar menggunakan model PAKEM memperoleh
nilai tertinggi 97 dan nilai terendah 68 dengan
rata-rata 81,43. Sedangkan hasil belajar ekonomi
siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD memperoleh nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 63 dengan rata-rata 73,87.
Perbedaan tersebut juga dapat ditujukkan dari hasil uji hipotesis dimana thitung sebesar 4,36 lebih besar dari ttabel sebesar 1,67 (4,36 >1,67), artinya bahwa penggunaan model PAKEM lebih baik dan menarik daripada penggunaan moel
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses
pembelajaran mata pelajaran ekonomi.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
peneliti dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1.
Bagi
guru di SMA Negeri 1 Kusambi, Kabupaten Muna khususnya guru Ekonomi, dalam
proses belajar mengajar yang dilakukan dapat menerapkan model PAKEM
(pembelajaran aktir, kreatif, efektif dan menyenangkan) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Bagi
pemerintah setempat khususnya Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari kiranya
dapat memberikan pelatihan dan penataran untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam mengajar terutama dalam menerapkan berbagai model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan
3.
Bagi
kepala SMA Negeri 1 Kusambi, Kabupaten Muna, kiranya dapat memberikan
kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti pelatihan dan penataran, serta
berusaha menyempurnakan fasilitas-fasilitas yang ada demi menunjang kelancaran
proses belajar mengajar.
4.
Bagi
siswa diharapkan dapat mengikuti proses belajar mengajar secara baik demi
meningkatkan hasil belajar mereka masing-masing.
5.
Bagi
peneliti lainnya diharapkan dapat mengkaji lebih jauh pengaruh model
pembelajaran terhadap hasil belajar siswa dengan cara melakukan penelitian
lebih dari satu sekolah, sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amri
sofan, Dkk.2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. PT.Prestasi Pustaka.
Jakarta
Arifin.
2000. Evaluasi Intruksional Perguruan
Tinggi. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Budiamansyah
Dasim, dkk. 2008. Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan.
PT. Genesindo. Bandung.
Dahlan, 1984.Model-Model Mengajar. Bandung: CV Di Ponegoro.
Depdiknas. 2005. Klasifikasi Prestasi Nilai Ujian Nasional. Dirjen
Dikdasmen
Depdiknas. Jakarta.
Djamarah,
Syaiful, Bahri dan Zain, Aswan, 2002. Strategi
Belajar Mengajar.
Bandung Rineka
Cipta.
Hamalik,
Oemar, 1991. Pendekatan Baru Strategi
Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA.
Bandung: CV. Sinar Bandung.
Ibrahim, Muslim’dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya :
Program Pasca Sarjana UNESA.
Ismail,
2002. Model-Model Pembelajaran.
Jakarta: Depdiknas.
Matta.
2003. Biarkan Kuncupnya Mekar Me njadi Bunga. Jakarta: Pustaka
Umum.
Mulyono, Abdurrahman,.
2003. Pendidikan bagi anak berkesulitan
belejar. Jakarta:
PT Rineka
Cipta.
Nasution,
2007. Berbagai pendekatan dalam Proses
Belajar dan Mengajar. Bandung:
Tarsito.
Rachmadiarti.
2003. Pembelajaran Kooperatif Untuk
Meningkatkan
Keterampilan
Anak TK. Jakarta. Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga
Kependidikan dan Ketenaga Kerjaan Perguruan Tinggi.
Sanjaya,
Wina, 2006. Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Kencan
Slameto.2003.
Belajar Faktor-Faktor yang Mempenga
ruhinya. PT Rineka
Cipta; Jakarta.
Soekartawi. 2004. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian; Teori dan
Aplikasinya. Malang: Faperta Unibraw.
Sofyan,
Gusarmin. 1985. Belajar dan Interaksi
Belajar Mengajar. Kendari: FKIP- Unhalu.
Soeltoe,
Samuel. 1982. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Fakultas Ekonomi
Indonesia.
Sudijono,
A. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bina Aksara
Sukardi. 2009. Ekonomi
Untuk SMA/MA Kelas X. PT. Macanan Jaya
Cemerlang :
Jakarta.
Suryobroto SB. 2003. Proses Belajar di Sekolah. Jakarta :
Rineka Cipta.
Susanto, Barokah. 2001. Cooperatif Learning, Penerapan Teknik Jigsaw
dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia di SLTP. Jakarta: Pelangi Pendidikan
Sutikno.
2004. Proses Belajar-Mengajar di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Syah, Muhibin. 2005.
Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tim
MKDK IKIP Semarang. 2000. Belajar dan
Pembelajaran. Semarang:
IKIP
Press.
Usman.
2003. Upaya Optimalisasi Proses Belajar
Mengajar. Remaja
Rosdakarya.
Bandung.
Waluyo, H. Dkk. 2003. Penilaian Pencapaian Belajar. Jakarta.
Karunika, Universitas Jakarta.
Wiranataputra,
2007.Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT
Raja Grafindo
Persada.
Usman.
M.U., 2001. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking